Jumat, 11 April 2014

Minggu Palma


Kita hampir tiba di akhir masa pra-paskah dan memasuki Pekan suci yang adalah puncak karya pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Dengan Wafat-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari Paskah, Tuhan Yesus memerdekakan kita dari belenggu dosa .
<Galatia 5:1> Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Minggu Palma ini penting, tidak hanya sebagai permulaan dari Pekan suci, tetapi ada makna mendalam disaat satu-satunya Tuhan Yesus di soraki sebagai Raja oleh bangsa Israel
 
Kisah Yesus memasuki Kota Yerusalem sebagai Raja dapat kita baca di 3 injil sinoptik yaitu di <Matius 21 : 1 – 17> atau <Markus 11 : 1 – 11> atau <Lukas 19 : 29 – 48>.

Berikut ini kisah minggu palma dari <Matius 21 : 1 – 17>
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."

Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.


Jika kita membaca di ayat 4 dan 5 dikatakan bahwa Yesus masuk ke kota Yerusalem menggunakan keledai beban muda, adalah nubuatan nabi, lebih tepatnya adalah nubuatan dari Nabi Zakharia 400 tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus.

<Zakharia 9:9> Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Sebenarnya dari satu ayat ini saja, ada banyak pelajaran dan teladan yang bisa kita petik, tapi satu hal yang saya tekankan, yaitu Tuhan Yesus adalah Raja yang lemah lembut. Hal ini sama persis dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri

<Matius 11:29> Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Hal lemah lembut ini bukan berarti Tuhan Yesus lemah, melainkan artinya Tuhan Yesus datang mau melayani kita, yaitu memenuhi kebutuhan kita akan keselamatan. Jika Tuhan kita saja mau melayani, maka kita wajib melayani sesama kita.

<Matius 20:28> sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Kembali ke kisah Minggu Palma, sebenarnya di dalam Alkitab tidak disebut secara rinci tentang Daun Palma, karena di kitab Matius dituliskan “memotong ranting-ranting dari pohon-pohon “ dan di kitab Lukas dituliskan “ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang”. Jadi daun palma sebenarnya asumsi yang diambil gereja, dengan melihat kondisi lingkungan Israel yang memang banyak pohon palma

Hal penting yang sering terlewat saat kita membaca kisah minggu palma ini adalah perihal di ayat 8, dimana ditulis “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan”. Hal ini bermakna dalam, karena pakaian di sini bukan baju yang dilepaskan (sehingga mereka telanjang), terapi jubah-jubah. Jubah ini melambangkan kebanggan kita, prestasi, title, atau hal-hal lain yang kita banggakan. Saat Yesus, sang Raja yang lemah lembut masuk ke ke kota Yerusalem, orang-orang melepaskan dan menghamparkan pakaiannya, jubahnya di jalan, ini bermakna agar Tuhan Yesus bisa masuk ke dalam hati kita dan menjadi Raja atas hidup kita, maka kita harus melepaskan “jubah” kita yaitu semua hal-hal yang kita pikir suatu kebanggaan. Kita hanya bisa menerima Yesus, jika kita rendah hati seperti Dia sendiri. Tanpa itu, Tuhan Yesus tidak bisa menjadi Raja di hidup kita.

Bagian kedua dari kisah minggu palma ini dapat kita baca mulai ayat 12, dimana Tuhan Yesus masuk ke bait Allah dan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. Dapat kita baca berikut ini

<Matius 21:12-13> Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Nubuatan ini diambil dari kitab yesaya berikut ini

<Yesaya 56:7> mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.

Hal ini berhubungan dengan point sebelumnya, perihal Yesus masuk ke dalam hati kita dan menjadi Raja, karena di saat hal itu terjadi, Tuhan Yesus akan membersihkan Bait Allah dari “sarang penyamun” menjadi Rumah doa kembali.

<I Korintus 3:16> Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

<II Korintus 6:16> Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Sesuai ayat-ayat diatas, kita masing-masing adalah Bait Allah. Dan makna minggu Palma sebenarnya adalah dengan kerendahan hati membuka hati, diri dan kehidupan kita, agar Tuhan Yesus bisa masuk dan menjadi Raja di dalam kita. Dan ijinkan Tuhan Yesus membersihkan dan membalik-balikan bahkan mengusir hal-hal jelek di dalam hidup kita (yang membuat hidup kita seperti sarang penyamun), kemudian menjadikannya kembali rumah doa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar