Kamis, 29 September 2011

Mengapa Mukjizat Tidak Terjadi

(Renungan untuk Para Pelayan Tuhan)


<Matius 14:22-33>
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"  Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."


Dari Perikop diatas kita belajar bahwa Rasul Petrus bisa juga melakukan mukjizat seperti Tuhan Yesus, yaitu berjalan diatas Air.
Beberapa waktu kemudian kita membaca juga di Kisah para Rasul 3 : 6-7 bahwa Rasul Petrus juga bisa melakukan mukjizat menyembuhkan orang lumpuh seperti yang dahulu pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus.

<Kisah Para Rasul 3 : 6 - 7>
 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.

             

Semakin dashyat Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Rasul Petrus, bahkan disaat ia lewat dijalan raya, bayangan-nya saja dapat memyembuhkan orang sakit. Dikatakan disana, semua disembuhkan.

<Kisah Para Rasul  5 : 15>
bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.



Rasul Petrus juga pernah membangkitkan Dorkas/Tabita

<Kisah Para Rasul  9 : 40>
Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.


Mukjizat semacam ini pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada Lazarus, saudara dari Martha dan Maria
Namun meskipun mukjizat-mukjizat yang luar biasa itu, Petrus tetaplah seorang manusia, alat di tangan Allah. Dan Rasul Petrus selalu menyadari hal itu dan tidak jatuh kedalam dosa kesombongan

<Kisah Para Rasul  10 : 25 - 26>
Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."   


Hal-hal tersebut yang dilakukan Rasul Petrus adalah sesuai dengan yang di Firmankan oleh Tuhan Yesus di malam setelah perjamuan makan terakhir dengan para Muridnya.

<Yohanes  14:12>
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;


Sama seperti
Rasul Petrus, kita juga adalah Manusia biasa …
Kita sama seperti Petrus, berusaha untuk melayani demi mewartakan Injil Kristus
Namun jarang … bahkan belum pernah “kita dipakai Allah” untuk melakukan MukjizatNya.

Kita harus ingat bahwa jika Mukjizat itu terjadi … Itu adalah dari Allah melalui Roh Kudus
Bukan karena kita yang berkuasa untuk melakukan mukjizat.

<Yakobus  1:17>
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.








<Kisah Para Rasul  4 : 30>
Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."




Tapi kembali kepada Fakta bahwa kita jarang … bahkan belum pernah “dipakai Allah” untuk melakukan MukjizatNya

MENGAPA ???

Mari kita belajar dari Rasul Petrus dalam <Matius 14:22-33>
Kita baca di ayat 28, Rasul Petrus meminta mukjizat untuk berjalan diatas air untuk mendapati / menjumpai Yesus. Dan Tuhan Yesus memanggil Petrus dengan berkata ”Datanglah”
Kemudian Rasul Petrus turun dari perahu dan berjalan diatas air

Jadi Mukjizat terjadi setelah Tuhan Yesus memanggil …
Rasul Petrus tidak akan bisa berjalan diatas air jika Tuhan Yesus tidak memanggilnya datang.

Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan
<Roma  8:28>
 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Sungguh kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan Rencana Allah.

Kita sudah melayani dengan berbagai macam cara di berbagai bidang, sesuai dengan minat dan skill kita
Namun apakah sudah sesuai dengan Panggilan Tuhan atas kita ....

Mukjizat terjadi atas mereka yang melayani berdasarkan panggilan Tuhan dan sesuai dengan Rencana-Nya.

Jadi adakah pelayanan yang tidak berdasarkan panggilan Tuhan dan tidak sesuai dengan Rencana-Nya

Jawabanya .... YA , ada

Rasul Paulus mengajarkan bahwa Tuhan memperlengkapi semua kita untuk melakukan pekerjaan baik

<II Timotius 3:17>
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Semua dari kita bisa ... HARUS melayani. Karena Tuhan sudah memperlengkapi kita

Namun meskipun semua pelayanan adalah pekerjaan baik, namun tidak semua berkenan kepada Tuhan
Kita perlu meminta hikmat untuk mengetahui mengetahui tidak sekedar yang baik, tapi yang berkenan bahkan sampai ke taraf sempurna.

<Roma  12:2>
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Sempurna adalah target kita karena :

<Matius  5:48>
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
“Maaf tidak ada gambar yang sempurna di dunia ini (atau yang dapat menggambarkan kesempurnaan)”

Tapi kita BISA menjadi sempurna karena Tuhan Yesus sudah mengatakan nya dan Roh Kudus ada dalam kita.
Bagaimana kita bisa tau apa panggilan kita dan pelayanan apa yang berkenan ? Rasul Paulus mengajarkan :


<Efesus  5:10>
 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.

Ada banyak Panggilan, untuk menjadi Rasul, Pengajar, Gembala, Teladan iman ....

<I Korintus  12:10>
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

<I Korintus  12 : 28>
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Jika kita melayani berdasarkan panggilan Tuhan dan sesuai dengan Rencana-Nya maka Tuhan menjanjikan:

<I Yohanes  3:22>
dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Apa saja .... termasuk Mukjizat untuk melayani
Apapun pelayanan kita ... Allah bisa memakai kita untuk menyalurkan kasih Nya.

Persyaratan Pertama :
Melayani berdasarkan panggilan Tuhan dan sesuai dengan Rencana-Nya


Kembali kita belajar dari Rasul Petrus dalam <Matius 14:22-33>
Kita baca di ayat 30, Rasul Petrus mulai merasakan tiupan angin dan ia mulai tenggelam

<Matius 14: 30>
 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

Lalu Tuhan Yesus menolongnya dan berkata :

<Matius 14: 31>
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"



Disini Kita kita belajar bahwa Mukjizat bertolak belakang dengan ketidak-percayaan.
Dengan kata lain ... Jika tidak Percaya maka tidak ada Mukjizat

Firman Tuhan berkata tentang hal percaya ini 

<Markus  16:17>
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

<Matius  13:58>
Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.
Percaya perlu dari kedua belah Pihak .... Yang Melayani dan yang Dilayani.
Minimal adalah dari yang Melayani .... agar menjadi saluran yang baik untuk Allah.

Persyaratan Kedua :
Melayani dengan Penuh Iman Percaya

Pelajaran terakhir tidak didapat di perikop awal kita, namun kita maju beberapa waktu ke kisah dimana Rasul Petrus bertemu dengan Tuhan Yesus yang sudah Bangkit di tepi danau Tiberias
Yaitu di

<Yohanes 21 : 15 - 17>
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


Di sini Rasul Petrus mengalami Pengampunan Dosa dan Pemulihan dari Tuhan Yesus.

Tanpa pemulihan ... Petrus tidak akan menjadi Rasul yang kita kenal sekarang ... tidak menjadi Paus Pertama ... menjadi Dasar Gereja.
Ia tetap menjadi Nelayan ... bahkan nelayan yang gagal.

Karena Dosa akan menghalangi berkat dan rencana Tuhan ... termasuk Mukjizat-Nya

<Yeremia  5:25>
Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.

<Yesaya 59 : 1 - 2>
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.


Jadi untuk melayani, kita perlu dulu berbalik dari Dosa, dan memohon pemulihan
Setelah itu hidup dalam Kekudusan.

<II Tawarikh  7:14>
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

<I Yohanes 1:9>
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Persyaratan Ketiga :
Melayani dengan Kekudusan

Dengan ketiga persyaratan itu ... Tuhan memberikan janji ini untuk kita :

<Ibrani  2:4>
 Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.

<Markus  16 : 20>
Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Mukjizat dan tanda-tanda akan menyertai Kesaksian dan pemberitaan Injil Kristus

Selamat Melayani



Selasa, 27 September 2011

Perumpamaan Tentang Anak yang Hilang




 <Lukas 15 :11 - 32>
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.

Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.

Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.


Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.


Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.

Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

  
Banyak Pelajaran yang bisa kita gali dari Perumpamaan Tuhan Yesus tentang Anak yang Hilang ini.

Jika kita melihat dari konteks sejarah atau situasi, Perumpamaan ini di katakan Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi dan Para Ahli Taurat yang bersungut-sungut karen Tuahn Yesus mendekati dan bergaul dengan orang-orang berdosa dan Para pemungut Cukai.
  
<Lukas 15 : 1- 3>
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.  Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

 Tuhan Yesus mengutaran 3 Perumpamaan, yaitu Domba Yang Hilang, Dirham yang Hilang dan Anak yang Hilang.
  
3 ini saling berkatian Perumpamaan, dan memiliki benang merah yang sama yaitu “Sesuatu hilang dan ditemukan kembali”
Namun ketiga perumpamaan unik satu sama lain.
Contohnya dalam perumpamaan Domba yang hilang, si Domba tersesat dan Gembala yang Aktif mencari dan mendapatkannya Kembali. Disini Domba tidak sengaja tersesat, tidak seperti Anak bungsu yang sengaja pergi. Domba ini mewakili orang-orang yang belum dewasa rohani namun tersesat dalam dunia yang penuh penipuan.

Dalam perumpamaan Dirham yang hilang, Sang Perempuan aktif mencari dengan menyalakan lampu dan menyapu seisi Rumah. Hal menarik dirham itu hilang dirumah, rumah melambangkan Gereja .... dimana di dalam Gereja pun bisa ada yang hilang dan perlu ditemukan kembali.


Mari kita memfokuskan pada Perumpamaan Anak yang Hilang
Dalam perumpamaan ini ada dua anak yang mewakili orang-orang berdosa serta pemungut cukai dan orang-orang Farisi dan Para Ahli Taurat.
Orang-orang berdosa serta pemungut cukai diwakili oleh Si Anak Bungsu yang bertobat dan orang-orang Farisi dan Para Ahli Taurat diwakili oleh Si Anak Sulung yang bersungut-sungut.

Disini juga dilustrasikan kesetiaan Allah meskipun anak bungsu menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh).

Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Seperti Hobby yang menghabiskan banyak waktu dan menjauhkan kita dari Tuhan.

<I Yohanes  5:21>
Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Berhala adalah segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Hadirat dan Rencana Tuhan Yesus.

Berbeda dengan 2 perumpamaan lain, Bapa tidak aktif pergi mencari. Namun Si anak Bungsu yang bertobat dan kembali kepada Bapa.
Kita harus berhikmat dan tidak hanya melihat dari salah satu perumpamaan, tetapi ketiganya adalah kesatuan pertobatan dari sisi Manusia dan Allah yang mengulurkan tangan dan menemukan kembali.

Setelah ada persatuan kembali maka disetiap perumpamaan ada diakhiri dengan pesta besar, hal ini menyatakan bahwa Sorga sungguh rindu untuk mendapati kembali yang hilang, orang berdosa bertobat.

  
Ada terdapat pelajaran lain dari perumpamaan ini yang bisa kita dapati selain dari hal-hal diatas.
Inti dari Pelajaran lain itu adalah perihal PERTOBATAN dari Si Anak bungsu.

Beberapa pemahaman orang mengenai Anak-anak Allah. Dan banyak sekali orang yang berkata, "Sekali dibabtis maka menjadi anak Allah akan selamanya menjadi anak Allah." Hal ini benar, tapi tidak menjamin pintu surga terbuka bagi kita.

Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Perumpamaan Anak yang Hilang. Si bungsu harus melakukan pertobatan dan kembali kepada Bapa. Jika Si bungsu tidak bertobat dan kembali maka dia akan tetap hilang dan tidak mengalami kebaikan dan pemulihan dari Bapa.

Stop anggapan bahwa kita adalah anak dan dengan demikian kita pasti akan baik-baik saja, jadi boleh berbuat dosa-dosa. Atau boleh meninggalkan Allah dan masih diselamatkan dan masuk sorga juga pada akhirnya.

Pengertian Anak Allah didapat karena ada nya pemulihan dan pengangkatan oleh Allah dengan memberikan Roh Nya kepada kita.

<Roma 8:15>
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Namun tidak dapat dikatakan karena kita adalah anak Allah maka kualitas kehidupan yang kita jalani tidaklah penting. Tidak masalah apakah kita kudus atau tidak. Tidak masalah apakah kita berbuat dosa atau tidak.

Sungguh kasihan dan tidak adil jika seorang yang bukan Kristen melakukan, katakanlah, sebuah dosa kecil seperti mencuri, apakah ia harus masuk ke neraka sementara orang Kristen yang membunuh dan tidak bertobat akan tetap diselamatkan.

Si Bungsu dipulihkan bukan karena ia adalah seorang anak, ia tetap anak namun mengalami kelaparan dan hidup melarat. Setelah ia bertobat dan kembali kepada Bapa, baru ia dipulihkan.

Jelas bahwa kita tetap anak Allah, namun apakah kualitas hidup kita layak atau sesuai dengan gelar anak Allah ?

Hal pertama yang harus ada dalam hidup anak Allah adalah buah-buah pertobatan, seperti yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis

<Matius 3:8-9>
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!

Adalah bohong besar, jika anak-anak Allah masih hidup serupa dengan dunia dan hidup dalam dosa.

<Roma 12:2 >
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kesalahan ini dilakukan oleh orang-orang farisi dan para ahli Taurat. Mereka merasa telah dipilih oleh Allah dan menjadi suatu kesombongan rohani. Dan Tuhan Yesus menegur mereka dalam perumpamaan Anak yang hilang ini.

<Yohanes 8:39-42>
Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.  Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Mari kita mawas diri, kesalahan orang-orang farisi dan para ahli Taurat masih mungkin kita lakukan
Kita merasa sudah dibaptis, sudah lahir baru, melayani, menjadi anggota dewan paroki, menjadi pewarta. Tapi menjalani hidup kita cukup banyak dosa, cukup banyak tindakan ngawur yang kita lakukan. Bahkan mungkin kualitas kehidupan rohani saya sebagai orang Kristen masih di bawah kualitas kehidupan orang yang non-Kristen. Tapi saya dibaptis, sudah melayani. Saya adalah seorang anak Allah."

Jika kita datang kepada Allah dengan cara seperti ini, Ia sama sekali tidak akan ada waktu untuk kita.
  
<Matius 7 : 21 - 23>
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Jadi status anak Allah kita harus di wujudkan dengan kualitas hidup kita, sama dengan perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kita harus berlaku seperti Si Anak Bungsu. Yaitu bertobat dan kembali kepada Bapa.

Dengan bertobat kita harus menunjukan buah-buah pertobatan yang layak untuk anak-anak Allah
Dan bersama dengan Roh Kudus kita bersama-sama menghasilkan buah-buah Roh

<Galatia 5 : 22 -23>
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Akhirnya dengan buah-buah Roh, sebagai anak-anak Allah kita menjadi Terang dan Garam untuk dunia dan mempersembahkan buah-buah Jiwa untuk Kristus.
  
<Yakobus  1 : 21>
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 


Minggu, 11 September 2011

Hati Yang Lembut

<Matius 5:5>
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Sering kita dengar kata lemah lembut, jika kita melihat bahasa inggris, terjemahannya adalah MEEK
Yaitu quiet, gentle, and submissive.


Kita sering merasa lemah lembut adalah sesuatu yang merugikan, karena ini berarti harus mengalah, diam saja dan membiarkan di injak-injak orang lain.

Namun inilah perintah Tuhan dan teladan Tuhan

<Matius  11:29>
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Akan lebih mudah bagi kita untuk belajar menjadi lemah lembut dari berbagai teladan.

Jika kita membaca Alkitab, Musa dikatakan adalah manusia yang paling lembut hatinya

<Bilangan  12:3>
Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.

Sebenarnya apa yang membuat Musa dikatakan lembut hati ?
Padahal jika baca secara seksama, Musa adalah pemimpin yang tegas dan SANGAT Sering Marah, malah kejatuhannya karena kemarahannya di Meriba.

Namun salah satu kejadian di Keluaran 32:7-14  dan 30-32 berkisah:

32:7. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
32:8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
32:9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
32:10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
32:11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
32:12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.
32:13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."
32:14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.


32:30. Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
32:31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32:32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."



Di sini Musa menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa Israel, ketimbang perasaan dan kepentingannya.

Jadi dalam bahasa yang mudah, lemah lembut adalah mendahulukan sesama sebelum kepentingan diri kita sendiri.

Kebenaran ini didukung oleh ayat dari Perjanjian baru di :

<Filipi 2 :3-4>
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

  
Seperti yang juga  tertulis di :

<Efesus  4:2>
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.



Ingat bahwa lemah lembut adalah salah satu dari buah Roh yang harus kita perjuangkan dan usahakan selalu

<Galatia  5:23>
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Firman Tuhan sekali lagi mengingatkan kita bahwa kita orang yang dikuduskan dan dikasihi oleh Nya,
Oleh karena itu haruslah ada kelemah lembutan dalam kehidupan kita.

<Kolose  3:12>.
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.