Jumat, 14 Desember 2012

Needs and Wants (Kebutuhan, Keinginan, Harapan dan khawatiran)


Dalam setiap tahapan hidup manusia selalu ada ke 2 hal yaitu kebutuhan dan keinginan.  Meskipun taraf dan bentuk kebutuhan dan keinginan berubah dan bertambah seiring bertambahnya usia dan pendidikan dan keuangan kita.

Misalkan seorang bayi mempunyai kebutuhan akan Air Susu Ibu (ASI), dan juga memiliki keinginan untuk di gendong atau di elus-elus oleh ibunya. Ketika beranjak tumbuh balita memiliki keinginan untuk bermain disamping kebutuhan untuk tidur, dimana terkadang antara keinginan dan kebutuhan bisa konflik.
Disaat kanak-kanak juga ada kebutuhan dan keinginan sepeti kebutuhan buku sekolah dan keinginan akan mainan.
Atau di saat usia dewasa, ada keinginan untuk mendapatkan pasangan hidup, tapi juga ada keinginan-keinginan seperti pacar Pribadi (yang punya mobil Pribadi, rumah Pribadi, usaha Pribadi), atau keinginan pacar model yang langsing, cantik.

Disaat kita memahami mengenai pemenuhan kebutuhan dan keinginan dimasa depan, maka kita kenal hal yang disebut sebagai “Harapan” namun diiringin juga dengan timbulnya kekhawatiran. Harapan biasanya berkaitan dengan mendapatkan sesuatu atau melakukan sesuatu di kemudian hari, sedangkan khawatiran adalah sebaliknya, yaitu kehilangan sesuatu atau menjadi tidak dapat melakukan sesuatu di kemudian hari.

Namun sebelum beranjak kepada harapan dan khawatiran, mari kita pahami dulu tentang kebutuhan dan keinginan

Beda antara kebutuhan dan keinginan
Di jaman kita kecil, diajarkan di sekolah perial kebutuhan dan keinginan. Istilah yang dulu dipakai adalah Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder dan Kebutuhan Tersier.
Namun secara tidak sadar kita menjadi rancu, karena ketiga hal itu disebut Kebutuhan, padahal ada yang adalah kebutuhan dan ada yang adalah keinginan.

Mari kita buktikan, kita diajarkan bahwa yang temasuk kebutuhan Primer adalah : Sandang, Pangan dan Papan.
Atau sekarang sudah bukan Papan, tapi beton. Kan sudah tidak layak tinggal di rumah dengan dinding bilik atau papan.

Kerancuan kita mulai saat kita harus membuat keputusan mendetail, contoh perihal Pangan. Betul bahwa Makanan adalah kebutuhan primer / kebutuhan pokok, namun makanan yang bagaimana ? kita bisa beli sepotong paha ayam goreng seharga
Rp 6,000 di pasar, atau seharga Rp 9,000 di KFC atau seharga Rp 100,000 di Restoran hotel. Yang mana yang adalah kebutuhan Primer ?




Atau perihal sandang, kembali ada baju di mangga dua, ada baju merek Giodarno, ada baju merek Zara.


Jadi yang mana yang adalah kebutuhan dan mana yang adalah keinginan ??



Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, meskipun agak rancu karena blur batasan antara kebutuhan dengan keingina, sebenarnya kita tau yang mana yang adalah kebutuhan. Namun sering kita di dorong oleh ego sehingga kita menggangap keinginan sebagai kebutuhan.

Kebutuhan adalah hal-hal yang kita perlukan, secara dasar adalah untuk bertahan hidup, atau secara tingkatan adalah hal-hal wajib kita punya agar bisa tetap bertumbuh. Seperti kebutuhan atas makan dan minum, atas alat transportasi, atas komunitas rohani
Waktu pribadi bersama Tuhan.

Berdasarkan consice Oxford Dictionary :

Need = require (something) because it is essential or very important rather than just desirable.

Want = have a desire to possess or do (something)

Jadi memiliki kendaraan bisa jadi suatu kebutuhan, meskipun dulu diajarkan sebagai kebutuhan tertier. kendaraan bisa motor bisa mobil, tapi mobil BMW atau motor Ninja 250 atau Ducati jelas adalah keinginan.
Sama seperti makanan, makan di Hard Rock cafe jelas adalah keinginan, bisa kita penuhi kebutuhan makan dengan makan di Warung kita atau Pempek Mama Elly.
Juga tentang Handphone, tidak perlu Iphone 5 atau Galaxy note II, cukup HP Smartfen yang hebat dan hemat.

Ingat dan belajar selalu untuk mengkategorikan segala hal sebagai kebutuhan atau sebagai keinginan. Dan kalo di kategorikan sebagai kebutuhan maka pastilah harus kita prioritaskan.
Pertanyaanya adalah saat teduh, Praise and Worship dan baca firman, apakah anda ketegorikan sebagai Kebutuhan ? atau malah sebagai beban dan kita selalu cari alasan untuk menundanya ?

 Mari kita belajar dari firman Tuhan tentang Kebutuhan dan Keinginan

Tentang kebutuhan, firman Tuhan berkata dengan jelas dalam ayat – ayat berikut ini

<Filipi  4 : 19> Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

<Yohanes  10 : 10b> .... Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

<Mazmur  37 : 25> Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
l
Meskipun terkadang defiisi kita dengan Tuhan tentang kebutuhan itu berbeda, apa yang kita anggap sebagai kebutuhan, belum tentu dianggap demikian oleh Tuhan.
Namun jika sesuatu hal itu benar adalah kebutuhan kita dimata Tuhan, maka janji Tuhan untuk selalu memenuhi kebutuhan / keperluan kita, tidak hanya perkara materi atau uang tapi juga soal kesembuhan, soal pekerjaan yang baik, soal pasangan hidup, soal keturunan (anak), apapun itu yang menjadi kebutuhan kita.
  
Ada 2 point yang harus kita lakukan agar kebutuhan kita dipenuhi, yang dapat kita ambil dari perikop berikut ini :

<Matius 6 : 31 – 34>
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

1. Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya
 Apa itu kerajaan Allah ?

<Roma  14 : 17> Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Jadi Kerajaan Allah terdiri dari 2 hal yaitu Kebenaran dan Roh Kudus.
Kebenaran adalah Firman Tuhan.
<Yohanes  17 : 17>
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

<Yosua 1: 8>
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Dan Roh Kudus berarti kita hidup bukan lagi oleh Daging, melainkan oleh Roh

<Yohanes  3 : 5> Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

<Galatia  5 : 25> Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

àjadi secara konkrit point 1 adalah Belajar firman, perkatakan firman, jalani   
   firman dalam hidup sehari hari dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.

2. Tidak Kuatir
Dari sejak kitab keluaran, saat bangsa israel keluar dari tanah mesir dan hidup di padang gurun, Tuhan sudah mengajarkan untuk tiap-tiap hari menantikan berkat Tuhan, tidak perlu menimbung dan menumpuk hingga rusak.

<Keluaran  16 : 4 – 5> Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari."

Tuhan juga memahami disaat hari ke-6, diberikan 2 kali lipat, karena besoknya hari sabat dan manna tidak turun
Juga ditekankan lagi oleh Tuhan Yesus dalam doa bapa kami
<Matius 6 : 11> Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Atau dalam Alkitab versi King JamesGive us this day our daily bread”.

Tapi disisi lain perihal keinginan, Tuhan banyak memberikan peringatan dan larangan. Karena keinginan timbul dari jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) dan biasanya keinginan itu tidak kebutuhan, dengan kata lain tanpa terpenuhi keinginan kita tetap bisa hidup. Maka keinginan tergantung apa yang kita masukan dalam pikiran kita. Jika yang masuk baik seturut firman, maka keinginan kita akan keingingan daging.

Namun harus kita sadari bahwa keinginan kita sangat-sangat banyak bahkan cendrung sulit untuk dipuaskan. Jika satu keinginan terpenuhi maka akan timbul keinginan lain

<Pengkhotbah  6 : 7> Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan.

Keinginan – keinginan yang sangat banyak itu harus di kendalikan dan diarahkan seiring firman Tuhan agar menjadi keinginan yang benar dan seturut rencana Allah

<Amsal  11 : 23> Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka.

<I Yohanes  2 : 17> Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

<I Petrus  4 : 2> supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Sebab jika tidak diarahkan dengan firman, maka keinginan dasar kita adalah keinginan daging dan cenderung menjadi dosa

<Yakobus  1 : 14 – 15> Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

<Roma  8 : 6 – 7> Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya

<Yudas  1 : 23> selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Contoh keinginan yang salah adalah saat bangsa Israel meminta Raja atas mereka seperti bangsa-bangsa lain disekitarnya. Hasilnya adalah raja Saul, kisahnya bisa kita baca di <1 samuel 8 : 4 – 22>. Saya ambilkan cuplikan penting dari perikop itu.

<1 samuel 8 : 19 – 22>
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang."
Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN. TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya."

Mintalah sesuai rencana Tuhan, jika tidak membawa masalah. Sebab jika kita terus meminta kepada Tuhan meskipun itu adalah hal yang jelek maka pada awalnya Tuhan akan berkata ”tidak” namun jika kita terus meminta pada akhirnya Tuhan akan mengijinkan Iblis untuk melakukannya untuk kita

<Roma  1 : 24> Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

------------------------------------------------------------------------- 
Firman-firman diatas bukan mengajarkan kita untuk tidak memilliki keinginan sebab jika keinginan yang benar terpenuhi, maka hal tersebut bisa memberikan efek yang baik, seperti yang tertulis dalam firman ini

<Amsal  13 :12> Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Yang benar adalah :
1. Hidup dalam Firman Tuhan, agar kita memiliki keinginan seturut rencana Tuhan.
<Roma  12 : 2> Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Contoh : keinginan akan pertobatan dari Teman kita, keinginan untuk ziarah ke tanah Suci atau keinginan untuk menjadi pewarta.

<Amsal  10 : 24>
Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.

2. Minta baik kebutuhan dan Keinginan kepada Tuhan Yesus secara specifik dan secara tekun
<Yohanes  16 : 24> Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

<Yohanes  15 : 7> Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

<Matius  7 : 7> "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

<Ibrani  10 : 36> Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

3. Beriman atau berharap kepada Tuhan
Harapan sebenarnya adalah iman, dan harapan atau iman yang benar adalah pada Tuhan

<Yeremia  17 : 5 – 8>
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

<Mazmur  62 :6> Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

<Mazmur  71 : 5> Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH. 

<Roma  15 : 13> Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Namun ingat disaat kita berkeinginan dan membangun pengharapanan, disaat itu Iblis menyerang kita dengan menaburkan benih kekuatiran. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk beriman dan disaat yang sama tidak kuatir sebab lawan dari harapan adalah ke-khawatiran.

<I Petrus  5 : 7> Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

<Mazmur  55 : 23> Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

<I Korintus  7 : 32a> Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.

<Filipi  4 : 6> Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Takut berbeda dengan kuatir, sebab Takut ada dasar atau sebab nya atau objeknya. Kuatir tidak tidak ada dasar atau sebab atau obyeknya. Dan kuatir atau cemas biasanya akan sesuatu yang belum tentu terjadi, sama seperti iman dimana sesuatu yang baik itu belum terjadi atau belum kita dapat namun kita beriman untuk terjadi atau didapat, kuatir juga beriman bahwa sesuatu yang jelek itu belum terjadi atau belum kehilangan namun kita beriman untuk yang jelek terjadi atau kehilangan

Kuatir adalah beriman akan hal jelek atau kehilangan. Karena dikatakan bahwa yang kita kuatirkan atau cemaskan malah akan terjadi

<Ayub  3 : 25> Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Memang manusiawi untuk Kuatir karena kita melihat situasi ataupun karena omongan orang ataupun karena pengalaman kita sendiri. Tapi tetap Tuhan memerintahkan kita untuk tidak kuatir, sebab kalo kita kuatir maka kita akan dilanda kesusahan.

<Ayub 20 : 22> Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya.

Kalo kita kuatir obatnya ada 2 yaitu :
  1. Berdoa kepada Tuhan Yesus
  2. Berserah kepada pimpinan Roh Kudus, sebab jika kita ingin atur hidup sendiri, maka kita akan banyak khawatir