Minggu, 14 Februari 2021

#Kenal Alkitab : Malas

Alkitab berkata dalam Amsal 6:6 Hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:

Sifat malas sangat di tentang dalam Alkitab bahkan di dalam Injil Matius 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Mazmur  90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

 Disini Tuhan menyamakan orang yang malas dengan orang yang jahat. Karena di mana Tuhan orang malas itu mengsia-siakan waktu yang sudah di berikan dalam hidup.

 

Waktu kita terbatas di dunia yang fana ini, Alkitab berkata umur manusia 70 tahun jika kuat 80 tahun

70 tahun itu adalah 3.640 minggu atau 25.550 hari

Perkenankan saya mengajak anda untuk mengingat usia anda saat ini dan kemudian menghitung hari-hari anda menuju 70 tahun … Itu pun jika Tuhan berkenan kita memiliki umur sampai 70 tahun. 

Mazmur 90:12. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

 Dengan menghitung hari-hari kita bisa memperoleh hati yang Bijaksana. Mengingat waktu itu sangat berharga dan hidup kita tidak bisa kita sia-siakan dengan kemalasan

Kurang dari 1 bulan lagi kita akan merayakan Natal dan setelah itu tahun 2021 akan datang menjelang. Apa hal berarti yang sudah anda lakukan di tahun ini, meski banyak keterbatasan karena Covid-19, apa saja yang anda sudah atau sedang lakukan untuk memberkati keluarga, sesame atau bangsa ?

Mari kita ingat dan renungkan kembali dan susun prioritas hidup kita.

Alkitab mengajarkan kita untuk mempergunakan waktu menurut kehendak Tuhan, bukan sekedar melakukan apa keinginan kita

1 petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Apakah Anda sudah mengetahui kehendak Allah dalam hidup anda ? dan apakah anda sudah melakukan kehendak Tuhan.



Mari kita kenal Alkitab dan belajar untuk dapat mengisi waktu –waktu kita seturut kehendak Allah

Kamis, 12 Februari 2015

Change your mind and Be a positive person


<Bilangan 13 : 17- 33>
Maka Musa menyuruh mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: "Pergilah dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan, dan amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak; dan bagaimana negeri yang didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya, apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat yang berkubu, dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur.
Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat. Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai dan Talmai, keturunan Enak. Hebron didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari Soan di Mesir. Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara. Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur yang dipotong orang Israel di sana. Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu. Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan."
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."

Ke 12 orang pengintai ini adalah para pemimpin, yaitu pemimpin dari masing-masing suku, seperti yang kita bisa baca di ayat ini

<Bilangan 13 : 3> Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.

Namun dari 12 orang pemimpin ini, 83% yaitu 10 orang memiliki pandangan yang negative dan hanya 17% yaitu 2 orang memiliki pandangan positive. Ini terjadi hingga sekarang, baik di Gereja, dikantor, bahkan di rumah tangga.

Contoh nya :

Kita pasti berfikir daun yang lebih besar, pasti wortel di dalam tanah juga pasti besar.
ternyata......

















 Sama hal nya dengan gambar ini ... kita berfikir yg wanita pasti "innocent girl", tapi ternyata ....

Apa yang baru saja kita pikirkan dan kita lakukan ?
Kita baru saja membuktikan bahwa kita memiliki kecendrungan negative, menghina bahkan menghakimi sesama kita.
Hal ini bukanlah sesuatu yang tidak wajar, melainkan manusiawi, karena kita sangat menilai wujud jasmani, yaitu apa yang terlihat dan terdengar dengan indra-indra kita.
Kita melakukan apa yang sering disebut “Judging a book by its cover”. Yang hal ini adalah lazim, karena pastilah kita “judging” dulu sebelum membeli sebuah buku kan.

Namun bayangkan jika cara semacam ini kita lakukan di kantor kepada bawahan kita, atau di tempat bisnis pada calon pelanggan, atau di gereja atau PD pada orang baru atau dirumah pada anak kita.
Cara pandang seperti ini sudah banyak menghambat atau bahkan merusak banyak orang.

Contoh :
Opsi 1
Papa      : Kamarmu berantakan, bereskan dong.
Anak      : Sorry Pa, lagi ngak punya waktu. Ada Paper yang harus di selesaikan
Papa      : Akan lebih engak mengerjakannya, kalo kamar kamu rapi dan bersih kan ?
Anak      : Ngak tuh, aku ngak masalah bergini.
Papa       : Tapi bagaimana kamu bisa cari barang-barang yang kami perlu, kalau kamarmu kayak kapal
  pecah begini
Anak      : Ngak masalah, aku tau nyimpannya dimana !
Papa      : Jangan konyol kamu ! manusia ngak ada yang hidupnya kayak kamu !
Anak      : Ada …. Manusia satu ini memang hidupnya kayak gini !
Papa      : Teman-teman kamu pasti ngak ada yang kayak gini !
Anak      : Teman-teman aku semuanya Kayak Gini
                                                        
Opsi 2
Papa      : Kamarmu berantakan, bereskan dong.
Anak      : Sorry Pa, lagi ngak punya waktu. Ada Paper yang harus di selesaikan
Papa      : O… gitu yah. Paper kamu lebih penting, kapan dateline nya ?
Anak      : Besok Pap, sekarang lagi dikerjain, masih banyak lagi yang belum selesai.
Papa      : Apa yang bisa Papa bantu ?
Anak      : Hmm… bisa ngak nanti Papa baca dan kasih komentar ?
Papa      : Ok nanti setelah kamu jadi Papernya, Papa review dan kasih masukan. Terus kali nanti Paper
                 udah selesai, kamu rapikan kamarmu yah ? maukan ?
Anak      : Ok Pa, aku coba yah.


Betapa bahayanya tindakan menghakimi kita, itu bisa membuat hubungan semakin terpecah pecah, bahkan luka batin dan inilah yang di-inginkan oleh Iblis.
Nah Kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus, jelas seharusnya kita tidak melakukan apa yang di-inginkan Iblis, tetapi melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus.
Untuk itu marilah kita buka Firman Tuhan

<Roma 14 : 10 dan 13>
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!

<Matius 7 : 1 -5>
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

<Obaja 1 : 12>
Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya.

<Sirakh 11 : 7>
Jangan mencela sebelum kau selidiki, setelah berfikir dahulu barulah menegur

<Sirakh 31 : 15>
Hendaklah menilai sesamamu sesuai dengan dirimu sendiri, dan dalam segala sesuatunya hendaklah berfikir.

Jadi jelas dalam Firman Tuhan bahwa kita haruslah :
1. Tidak menghakimi dan tidak memandang rendah orang lain
2. Punya pandangan / pikiran positif tentang orang lain.

Fiman Tuhan ingin agar kita punya cara pikir yang berbeda dengan cara pandang dunia. Sekarang dunia punya cara pikir yang negative, maka kita harus belajar memiliki cara pikir yang positif

<Roma 12 : 2> Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Jika kita panggil “kebaikan” dalam seseorang, dengan senyum atau kata-kata yang positif, maka yang keluar dari seseorang itu juga kebaikannya. Namun sebaliknya jika kita panggi “keburukan” seseorang dengan cemoohan, kata-kata negative, maka pastilah yang keluar adalah keburukanya.

Banyak dari Kita menyadari kebenaran diatas, tapi kenapa hal ini begitu sulit untuk dilakukan ? bahkan  jadi tidak wajar bagi kita ?
Karena hal pandangan / pikiran adalah cerminan dari isi hati kita. Jika hati kita positif maka pandangan / pikiran kita juga akan positif, sebaliknya pandangan / pikiran negative muncul dari hati yang jahat. Seperti yang tuliskan dalam firman berikut ini

<Matius 15 : 19> Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

<Markus 7 : 21> sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

Jelas disini bahwa kita harus menjaga hati kita dari hal-hal yang negative, bahkan harus mengisinya dengan hal positif.

<Amsal  4 : 23> Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Ingat hati kita hanya bisa kita isi hati kita dengan hal positif, jika kita mengisisinya dengan firman Tuhan, setiap hari, siang dan malam.

<Yosua 1 : 7 – 8>
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Jadi sebagai kesimpulan, ingat bahwa ada 2 langkah untuk menjadi seseorang yang positif.
1. Isi hati kita dengan hal positif yaitu Firman Tuhan.
2. Dengan hati yang positif, Ubah cara pikir kita untuk selalu berusaha melihat kebaikan dalam orang lain

Disini firman akan menjaga hati dan pikiran kita, terus kita harus berusaha memikirkan hal yang positif, dan akhirnya Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita.

<Filipi 4 : 7 - 9>
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.


Pencobaan

Kata Pencobaan sering muncul di Alkitab, dan merupakan kata yang kita kenal dengan kesan yang gelap / berbahaya. Sebenarnya Kata Pencobaan ini mengandung 2 arti, namun pada saat kita membaca Alkitab sulit membedakannya. Karena akar kata nya sama yaitu dari bahasa Yunani ”Peirasmos”, yang bisa berarti Latihan/ Ujian dan Pencobaan/ Godaan (Trial/ Test and a temptation) .

Yang membuat sulit adalah makna-makna kata Pencobaan ini bercampur karena Pencobaan/ Godaan adalah ujian Iman, dan setiap Ujian adalah cobaan (minimal cobaan untuk bersungut sungut)
Yang bisa kita lakukan untuk membedakan nya adalah dengan melihat Conteks dari paragraph itu sendiri, namun itu bisa melakukannya pertama-tama kita harus paham dulu arti dan perbedaan dari keduanya :
Arti dari Latihan/Ujian dan Pencobaan/ Godaan

1. Latihan / Ujian (A test or Trial)
 yang adalah suatu kesulitan atau situasi sulit (tidak menyenangkan) yang kita hadapi, karena dirancang atau dibuat oleh Tuhan agar memunculkan kebaikan atau kekuatan karakter kita.  
Contohnya :
1.       Allah Menguji Abraham
<Kejadian 22:1> Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2. Allah Menguji Ayub
<Ayub 1:12>  Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
3. Latihan kebakaran di sekolah atau di kantor
4. Ujian mata pelajaran / ulangan di sekolah
5. Ujian kehidupan seperti anggota keluarga yang meninggal, kecurian
Tujuan Tuhan hanya untuk membuat iman dan karakter kita bertumbuh, sebab tanpa ujian maka kita tidak dapat melatih otot-otot rohani kita.

2. Pencobaan / Godaan (A temptation)
Dari Iblis atau bisa dari / disebabkan oleh keinginan diri sendiri,  tujuannya pasti tidak baik (tidak sesuai rencana Tuhan). Kata temptation artinya membujuk melakukan kesalahan (dosa) dengan janji / iming-iming kesenangan atau keuntungan.
Tujuan Iblis hanya 1 yaitu membuat kita tidak taat kepada Allah dan melemahkan rohani / iman kita. Dengan demikian kita menjadi jauh dari Allah dan tidak mendapat bagian dalam keselamatan / hidup kekal.
Contohnya :
1.       Godaan bagi Daud.
<II Samuel 11:2-4> Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.
3. Godaan midnight sale
4. Godaan situs XXX (pop up) saat lagi browsing

Perbedaan
Pencobaan / Godaan
(temptation)
Latihan / Ujian
(A test or Trial)
Berakar dari Daging (iblis / keinginan diri)
Berakar dari Rencana Allah / seijin Allah
Asalnya dari dalam diri, terwujudkan keluar (cth : keinginan kaya terwujud dengan korupsi)
Asalnya dari Luar mempengaruhi dalam diri – Iman /  karakter (cth: sakit penyakit)
Ada konsekuensi moral (cth : goodan selingkuh)
Tidak ada konsekuensi moral (cth : kehilangan kunci)
Menyerang titik lemah seseorang
Menguji kekuatan seseorang (cth Ayub yang diuji ketaatannya pada Allah)
Solusi : Lari / Menjauhi
Solusi : Jalani dengan Iman
Contoh
Pornographi, Ingin cepat kaya, Selingkuh.
Kematian keluarga, kecelakaan, tertinggal pesawat, Di PHK, Sakit cancer
Konsekuensi Dosa

Berakar dari Kesalahan diri sendiri di masa lampau. (cth : Sakit karena cara makan yang melanggar firman; Dicari Debt collector karena boros dengan Kartu Kredit)
Solusi : Bertobat
Jika tidak segera bertobat, maka kesulitan / konsekuensi akan bertambah berat (karena dosa yang tidak selesaikan akan menjadi dosa yang lebih berat)

 Meskipun dengan pengertian dan pembedaan diatas, pada dasarnya yang perlu diingat bahwa Ujian dari Allah tidak pernah ada unsur Jahat atau berniat jahat.
Unsur Jahat ini lah yang menjadi pembeda disaat terjadi Pencobaan itu, karena dari Ujian bisa menjadi Godaan. Sering kali disaat yang sama Ujian sekaligus Cobaan, atau dengan kata lain Ujian menjadi awal dari Cobaan.
<Matius  4 :1>  Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Dikatakan Yesus dibawa oleh Roh untuk Dicobai, Roh dengan Huruf besar berarti Roh Allah.

Ingat Allah tidak pernah ada unsur atau niat jahat, namun disaat yang sama Iblis yang mencobai penuh dengan niatan Jahat.
Namun Ujian ketaan Tuhan Yesus, disaat yang sama menjadi Godan untuk daging (yaitu kelaparan, kesombongan dan kekuasaan bagi diri)
Ujian akan menjadi pendorong kepada Dosa hanya jika ada unsur keinginan diri, dan setelah keinginan itu dibuahi maka akan menjadi dosa, dan setelah dosa matang maka akan melahirkan maut.
Yusuf lari saat digodai oleh Istri Potifar
 
<Yakobus  1 : 13-15> Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Contoh lain adalah kasus Hawa, pada awalnya Hawa di Uji ketaatannya, namun menjadi godaan saat Hawa melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.
<Kejadian 3:1-6>
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Seharusnya Ujian ketaatan ini tidak perlu sampai menjadi Godaan, dan bisa dimenangkan oleh Hawa jika Hawa langsung men-stop / menolak (tidak menjawab) percakapan dari Ular (iblis).

Kegagalan hawa dimulai saat dia mendengar perkataan iblis dan menjawabnya, karena setelah itu mulai masuk keinginan diri yang akhirnya menjadi tindakan dosa yang berujung pada maut.

Saat kita mengalami Ujian dan Godaan, sangat-sangat penting bahkan keharusan untuk kita mendekat pada Allah, mengandalkan kekuatan Allah. Karena sebuah situasi bisa membuat kita marah, sakit hati, dendam atau membuat kita mensyukuri anugrah Tuhan, tambah iman, mengasah karakter.

Semua akan tergantung pada pilihan dan reaksi kita

<I Timotius  6 : 9> Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Dalam Doa Bapa kami di katakan:

<Matius  6 :13> dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Doa bapa kami itu sangat jelas, yaitu kita berdoa agar Tuhan tidak membawa kita pada pencobaan yang maksudnya jangan biarkan Iblis mengoda kita, cukup ujian dari Tuhan saja. Karena godaan kita bisa terjatuh dalam dosa, jika kita tidak cukup dalam iman dan firman.

Tapi jika kita bisa menang dalam pencobaan, Tuhan menjanjikan Mahkota kehidupan

<Yakobus  1:12> Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Pencobaan Biasa
Godaan atau ujian yang kita alami adalah hal yang bisa, tidak pernah terjadi suatu godaan atau ujian yang hanya kita yang mengalaminya, pasti hal ini pernah dialami oleh jutaan orang lain. Situasi per situasi bisa berbeda, tapi dasar / tipe godaanya pasti sama.

<I Korintus 10 : 13a> Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Karena godaan / ujian yang sama itu, sehingga dosa pun sama, sehingga Tuhan menyuruh kita untuk saling mengaku dosa dan mendoakan.

<Yakobus 5 : 16a> Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.

Juga karena godaan / ujuan yang sama Tuhan menyuruh kita untuk bertolong-tolong menanggun beban. Yang berpengalaman, pernah melewati ujian / godaan, bisa sharing, mendoakan mereka yang sekarang sedang mengalami hal yang sama.

<Galatia 6 : 2> Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Dan ingat bahwa dalam setiap pencobaan baik dalam Ujian atau godaan, Tuhan adil dan pasti tidak akan mengijinkan sesuatu diluar kemampun / kesanggupan kita. Jadi tidak mungkin dan tidak boleh kita berkata, bahwa saya gagal dalam ujian atau jatuh dalam cobaan, karena saya tidak sanggup.
Iblis tidak bisa membuat kita jatuh dalam dosa, yang terjadi adalah karena godaan, kita memilih tindakan dosa.
Juga untuk setiap godaan / cobaan Tuhan sudah memberikan jalan keluar bagi kita, ingat 2 hal tadi tidak ada godaan / cobaan yang baru (unik bagi kita) dan tidak pernah melebihih kekuatan kita

<I Korintus 10 : 13> Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Bagimana jalan keluar dari Ujian / Godaan ?

1. Minta Pimpinan Roh kudus dalam langkah-langkah kita.
Ingat bahwa Ujian di jalani atau masuki dengan Iman sedangkan Godaan di hindari / jangan pernah melangkah masuk. Jangan sampai kita salah langkah
<Galatia  5 : 25> Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

<Galatia  6 : 16> Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.

2. Ubah mind set
<Roma 12:2> Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

<Matius  5:48> Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

3. Berjaga-jaga dan berdoa.
Maksud kita berjaga-jaga adalah menjaga pikian, tindakan kita selalu dalam Firman, dan berdoa dalam Roh Kudus. Tanpa Firman dan Roh Kudus, kita hanya daging yang lemah

<Matius  26 : 41> Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

4. Selalu fokus pada Tuhan Yesus Kristus,
Karena kekuatan, hikmat, kesanggupan kita dan teladan hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia pernah menjadi manusia biasa yang juga mengalami ujian dan godaan, tapi berhasil melalui nya. Maka kita harus focus pada Tuhan Yesus, tidak hanya untuk kekuatan, hikmat dan kesanggupan, tetapi juga teladan. Jika Manusia Yesus bisa menang, maka kita pun pasti bisa menang.

<II Korintus 3 : 5> Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.