Selasa, 29 April 2014

Perjamuan Terakhir

Pada hari kamis lalu kita merayakan peristiwa Kamis Putih, suatu peristiwa yang penting dalam rangkaian peristiwa Pekan Suci. Karena di hari kamis putih terjadilah Perjamuan terakhir Tuhan Yesus dengan ke 12 murid-murid Nya, disini Tuhan memberikan teladan bagi kita agar saling melayani dan mengashi. Juga melalui peristiwa Perjamuan Terakhir (Last Supper) ini Tuhan menetapkan atau mendirikan sakramen Ekaristi yang adalah puncak iman katolik

Mengapa disebut Puncak iman katolik ? Karena salah satu alasannya adalah melalui Ekaristi kita menerima dan bersatu dengan Tubuh dan darah Kristus. Mari kita pelajari lebih lanjut.

Kisah Perjamuan Terakhir dapat kita baca di Injil <Markus 14 : 12 – 26> atau <Matius 26: 17 – 30>

Berikut ini kisah Perjamuan Terakhir dari <Lukas 22: 7 – 20>.

Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya: "Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan."
Kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?" Jawab-Nya: "Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya, dan katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya." Maka berangkatlah mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.

Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.


Perayaan paskah yang dirayakan Yesus disini adalah peristiwa Tuhan membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan di tanah mesir, yang disebut dalam bahasa ingris nya Passover. Dikatakan perjamuan paskah karena Tuhan menetapkan bangsa Israel untuk makan anak domba yang berumur setahun dan tidak bercacat cela dan makan roti yang tidak beragi sayur pahit.

<Keluaran 12:8> Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.

Tuhan menetapkan perjamuan paskah ini disaat Tuhan akan mengadakan Tulah ke 10 atas bangsa mesir, yaitu kematian semua yang sulung, baik manusia maupun hewan.

<Keluaran 12:11-14> Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.

Dari penjelasan tadi, kita sudah mengetahui sekilas tentang sejarah paskah di perjanjian lama. Namun di saat Tuhan Yesus mengadakan perjamuan Paskah dengan para muridNya, Tuhan Yesus menetapkan perjanjian Baru, dan mulai saat itu kita merayakan paskah yang baru, yaitu penyelamatan kita semua dari dosa dan maut oleh Tuhan Yesus Kritus.

Hal ini bisa kita baca di ayat 19 dan 20 sebagi berikut :

<Lukas 22:19-20> Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

Mengapa perjanjian ini harus di tetapkan dengan penumpahan darah ? Jawabannya ada di ayat berikut ini

<Ibrani 9:22> Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Sebab pengampunan ada karena dengan adanya penumpahan darah, hal ini berlaku dari sejak jaman dahulu di perjanjian lama. Waktu itu bangsa israel membawa hewan seperti sapi atau domba atau burung sebagai korban penghapus dosa

<Imamat 4:32> Jika ia membawa seekor domba sebagai persembahannya menjadi korban penghapus dosa, haruslah ia membawa seekor betina yang tidak bercela.

Akan tetapi darah hewan hanya bisa menutupi dosa, bukan menghapuskan dosa, sehingga hal ini harus diulang dan diulang lagi setiap tahunnya. Hal ini seperti yang tertulis dalam alkitab berikut ini
<Ibrani 10:4> Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Karena alasan inilah Tuhan Yesu harus menjadi manusia dan mencurahkan darahNya diatas kayu salib, agar bisa benar-benar menanggung semua dosa-dosa kita dan menghapuskan dosa-dosa itu.

<Ibrani 9:28> demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Jadi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus dan mau menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat, akan menerima anugrah penghapusan dosa ini, sehingga kita tidak hanya diampuni, tetapi juga ditebus sehingga bisa diangkat menjadi anak-anak Allah.

Disiini banyak yang bingggung tentang apa bedanya penebusan dan pengampunan ? Pengampunan sudah kita jelaskan diatas, yaitu pengampunan dari dosa-dosa. Tetapi Penebusan adalah tindakan Tuhan untuk mengubah cara hidup kita, agar kita tidak lagi hidup seperti dulu (saat kita belum menerima dan mengenal Kristus), tetapi diubahkan menjadi hidup yang baru

<I Petrus 1:18-19> Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Saat kita menerima hosti dalam Ekaristi kita mengingat apa yang telah diperbuat oleh Tuhan Yesus yaitu Pengampunan Dosa dan penebusan hidup kita.

<II Korintus 5:17> Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Ayo kita datang setiap kali ada kesempatan untuk Misa dan menerima Sakramen Ekaristi, sebab itulah tanda cinta Tuhan Yesus kepada Kita.

Jumat, 11 April 2014

Minggu Palma


Kita hampir tiba di akhir masa pra-paskah dan memasuki Pekan suci yang adalah puncak karya pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Dengan Wafat-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari Paskah, Tuhan Yesus memerdekakan kita dari belenggu dosa .
<Galatia 5:1> Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Minggu Palma ini penting, tidak hanya sebagai permulaan dari Pekan suci, tetapi ada makna mendalam disaat satu-satunya Tuhan Yesus di soraki sebagai Raja oleh bangsa Israel
 
Kisah Yesus memasuki Kota Yerusalem sebagai Raja dapat kita baca di 3 injil sinoptik yaitu di <Matius 21 : 1 – 17> atau <Markus 11 : 1 – 11> atau <Lukas 19 : 29 – 48>.

Berikut ini kisah minggu palma dari <Matius 21 : 1 – 17>
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."

Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.


Jika kita membaca di ayat 4 dan 5 dikatakan bahwa Yesus masuk ke kota Yerusalem menggunakan keledai beban muda, adalah nubuatan nabi, lebih tepatnya adalah nubuatan dari Nabi Zakharia 400 tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus.

<Zakharia 9:9> Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Sebenarnya dari satu ayat ini saja, ada banyak pelajaran dan teladan yang bisa kita petik, tapi satu hal yang saya tekankan, yaitu Tuhan Yesus adalah Raja yang lemah lembut. Hal ini sama persis dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri

<Matius 11:29> Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Hal lemah lembut ini bukan berarti Tuhan Yesus lemah, melainkan artinya Tuhan Yesus datang mau melayani kita, yaitu memenuhi kebutuhan kita akan keselamatan. Jika Tuhan kita saja mau melayani, maka kita wajib melayani sesama kita.

<Matius 20:28> sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Kembali ke kisah Minggu Palma, sebenarnya di dalam Alkitab tidak disebut secara rinci tentang Daun Palma, karena di kitab Matius dituliskan “memotong ranting-ranting dari pohon-pohon “ dan di kitab Lukas dituliskan “ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang”. Jadi daun palma sebenarnya asumsi yang diambil gereja, dengan melihat kondisi lingkungan Israel yang memang banyak pohon palma

Hal penting yang sering terlewat saat kita membaca kisah minggu palma ini adalah perihal di ayat 8, dimana ditulis “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan”. Hal ini bermakna dalam, karena pakaian di sini bukan baju yang dilepaskan (sehingga mereka telanjang), terapi jubah-jubah. Jubah ini melambangkan kebanggan kita, prestasi, title, atau hal-hal lain yang kita banggakan. Saat Yesus, sang Raja yang lemah lembut masuk ke ke kota Yerusalem, orang-orang melepaskan dan menghamparkan pakaiannya, jubahnya di jalan, ini bermakna agar Tuhan Yesus bisa masuk ke dalam hati kita dan menjadi Raja atas hidup kita, maka kita harus melepaskan “jubah” kita yaitu semua hal-hal yang kita pikir suatu kebanggaan. Kita hanya bisa menerima Yesus, jika kita rendah hati seperti Dia sendiri. Tanpa itu, Tuhan Yesus tidak bisa menjadi Raja di hidup kita.

Bagian kedua dari kisah minggu palma ini dapat kita baca mulai ayat 12, dimana Tuhan Yesus masuk ke bait Allah dan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. Dapat kita baca berikut ini

<Matius 21:12-13> Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Nubuatan ini diambil dari kitab yesaya berikut ini

<Yesaya 56:7> mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.

Hal ini berhubungan dengan point sebelumnya, perihal Yesus masuk ke dalam hati kita dan menjadi Raja, karena di saat hal itu terjadi, Tuhan Yesus akan membersihkan Bait Allah dari “sarang penyamun” menjadi Rumah doa kembali.

<I Korintus 3:16> Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

<II Korintus 6:16> Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Sesuai ayat-ayat diatas, kita masing-masing adalah Bait Allah. Dan makna minggu Palma sebenarnya adalah dengan kerendahan hati membuka hati, diri dan kehidupan kita, agar Tuhan Yesus bisa masuk dan menjadi Raja di dalam kita. Dan ijinkan Tuhan Yesus membersihkan dan membalik-balikan bahkan mengusir hal-hal jelek di dalam hidup kita (yang membuat hidup kita seperti sarang penyamun), kemudian menjadikannya kembali rumah doa.

Rabu, 02 April 2014

Melayani sesama

Kata Melayani mungkin masih asing di telinga kita, atau kita malah mempunyai pengertian yang kurang tepat tentang melayani.

Kita berkesan melayani adalah hal yang hina, hal yang dilakukan oleh orang yang masih kurang mampu. Sedangkan kita malah sepatutnya dilayani. Tapi ingat, bahwa Tuhan Yesus sendiri datang untuk Melayani

<Matius 20:28> sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Mari kita pelajari firman Tuhan untuk membantu kita mengerti tentang Melayani / Pelayanan.

Dari kamus besar Bahasa Indonesia dapat kita baca arti kata ”Melayani” yaitu membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yg diperlukan seseorang. Dan dari Oxford dictionary kata “minister to” yaitu Attend to the needs of (someone). Apakah dapat kita pahami arti sebenarnya dari Melayani ?

Orang yang Melayani adalah orang yang bisa membantu / mengurusi / menyiapkan atau memenuhi kebutuhan orang lain.Hal ini sesuai dengan Perkataan Tuhan Yesus, dimana Ia sendiri yang adalah Tuhan mau melayani kita. Bukan karena dia lebih rendah daripada kita, tetapi karena hanya Tuhanlah yang dapat memberikan atau memenuhi kebutuhan paling penting kita, yaitu Keselamatan atau dengan kata lain jalan ke surga.

Tidak ada seorang pun Manusia yang dapat memberikan keselamatan, selain Tuhan sendiri yang datang dalam Nama Tuhan Yesus Kristus.


Mengapa demikian ? Karena semua manusia sudah berdosa, seperti yang tertulis dalam ayat berikut ini

< Roma 5 : 19> Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

Dan orang berdosa tidak bisa menyelamatkan orang berdosa lainnya, sama halnya dengan orang yang tidak bisa berenang, tidak akan bisa menyelamatkan temannya yang juga tidak bisa berenang.

Ok, sekarang kita tahu, alasan kenapa Tuhan harus datang ke dunia dan mati di kayu salib.

Sekarang pertanyaannya apakah saya juga harus melayani ? Dan apakah saya bisa melayani ? Juga siapa yang harus dilayani ? Mari kita bahas satu per satu pertanyaan-pertanyaan ini

Tuhan Yesus sudah memberikan suatu teladan pada kita, yang akan kita peringati lagi pada hari kami Putih nanti. Yaitu Teladan mencuci kaki para muridnya. Setelah mencuci kaki para Muridnya, Tuhan Yesus kemudian berfirman

< Yohanes 13 : 14-15> Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Jadi jika Tuhan Yesus memberikan teladan dan perintah untuk kita saling melayani, sudah tentulah kita HARUS / WAJIB saling melayani. Ingat bahwa kita adalah wujud nyata dari kasih Tuhan bagi sesama di dunia, dengan kata lain, Allah mengasihi manusia melalui kita yang mengasihi sesama kita. Dan juga mengasihi sesama adalah bukti kita mengasihi Tuhan, sebab Tuhan tidak bisa kita liat dengan mudah atau dengan mata telanjang, tetapi kita bisa melihat sesama kita yang berkesusahan

< I Yohanes 3:17 > Kalau seorang yang berkecukupan melihat saudaranya berkekurangan, tetapi tidak mau menolong saudaranya itu, bagaimana orang itu dapat mengatakan bahwa ia mengasihi Allah?

“I see Jesus in every human being. I say to myself, this is hungry Jesus, I must feed him. This is sick Jesus. This one has leprosy or gangrene; I must wash him and tend to him. I serve becuase I love Jesus.” --Mother Teresa --

Dan apakah saya bisa melayani ? Tentu saja, BISA !!! Teman teman, ingat bahwa Tuhan Sudah memberikan segala-galanya bagi kita. Karena kita sudah menerima dari Tuhan, maka kita pasti memiliki sesuatu yang dapat kita berikan untuk membantu atau memenuhi kebutuhan sesama kita.

Melayani atau memberi tidak harus dengan uang, atau tidak harus menunggu saat kita dewasa. Kita dapat melakukannya sekarang juga, sesuai dengan porsi atau kemampuan kita. Pernahkah kita membantu Papa atau mama ? Atau pernahkah kita membantu adik kita belajar, karena kita sudah bisa mata pelajaran itu ? Atau pernahkah kita membukakan pintu untuk Oma atau Opa ? Atau menyisihkan uang jajan dan memasukkannya ke dalam Kotak Aksi Puasa Pembangunan (APP). Mari belajar melayani dengan apa yang kita punya ... Kita punya 2 tangan dan 2 kaki dari Tuhan, pergunakannlah itu untuk sesama.

Ada contoh menarik tentang tentang melayani, yaitu Sungai Yordan dan Laut mati. Dari Danau Galilea air mengalir di sungai Yordan, dan sekitar danau galilea dan Sungai Yordan adalah daerah yang subur dengan banyak pepohonan dan juga manusia memanfaatkan kebaikan sungai Yordan sebagai sumber air untuk pertanian atau perkebunan.



Tetapi di muara nya terdapat Laut mati, yang sangat tinggi kandungan garamnya. Hal ini terjadi karena di laut mati, air tidak mengalir kemana-mana lagi, hanya mengendap disitu dan karena panas matahari, air nya menguap meninggalkan garam / mineral-mineralnya saja. Tidak ada kehidupan apa-apa disanan karena sangat Asin.


Dari sini kita belajar bahwa dengan melayani atau memberi kita bisa memberkati sesama, tapi jika kita hanya menyimpan untuk kepentingan diri sendiri, kita akan menjadi asin dan akan dijauhi oleh orang lain.

Siapa yang harus dilayani ? Pertanyaan ini mudah .... Tanyalah pada Tuhan, dan Tuhan akan menunjukkan kepada kita, siapa yang harus kita layani dan bagaimana kita melayani mereka. Tapi ingat pertama-tama, kita bisa melayani keluarga kita, dari Papa Mama, Opa, Oma, adik, kakak, atau juga Mba (pembantu kita dirumah). Bergeraklah untuk melayani mereka yang membutuhkan kita. Misalkan kita bisa membantu Mba membukakan pintu, saat kita liat dia tangannya penuh membawa banyak barang. — Selamat Melayani —