Kamis, 04 Juli 2013

Menghakimi (by Eka 19 June 2013)



Mari kita baca sebuah perikop dari Injil Lukas <Lukas 7 : 36- 50>
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 
"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Kita baca dari perikop diatas bahwa Simon seorang farisi, telah melakukan tindakan yang disebut Menghakimi, pada kasus ini adalah menghakimi perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.

Tindakan menghakimi semacam ini biasanya tidak dilakukan oleh orang yang belum rohani sebab dia tau bahwa dia juga orang berdosa. Sedangkan orang yang sudah dewasa Rohani juga tidak menghakimi, sebab dia kenal firman.
Jadi orang yang rohaninya pas-pasan (sperti orang yang iri hati atau orang yang bekas aktivis), menghakimi sesamanya karena dia merasa lebih baik atau lebih tau.

Di dalam alkitab dapat kita temukan pembahasan mengenai Menghakimi, tetapi dapat kita temukan juga pembahasan tentang2 Menegur
Kedua hal tersebut memiliki persamaan yaitu  Tindakan menentukan mana yang benar dan salah 

Tetapi memiliki 3 perbedaan sebagai berikut
No
MENGHAKIMI
MENEGUR
1
TIndakan yang Dilarang Tuhan
(Matius 7 : 1 - 2)
Tindakan yang diperintahkan oleh Tuhan (Kolose 3 : 16)
2
Terdapat unsur hukuman
(Kisah Para Rasul 13 : 27)
Terdapat  unsur Perbaikan / korektif
(Amsal 28 : 23) (Matius 18 : 15)
3
Dilakukan dalam emosi / tidak dalam kasih
Dilakukan dalam kasih (II Tes 3 : 15)

<Matius 7 : 1-2>
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

<Kisah Para Rasul 13 : 27>
Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.

<Kolose 3 : 16>
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

<Amsal 28 : 23>
Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.

<Matius 18 : 15> "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

<II Tesalonika 3 : 15>
tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.
Sekarang kita mengetahui bahwa tindakan menghakimi tidak sepatutnya kita lakukan. Karena hal menghakimi adalah bagiannya Tuhan, seperti yang tertulis dalam ayat-ayat berikut ini :

<Roma 14:3-4>
Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.

<Yohanes 5:22>
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,

<Ibrani 10:30>
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

Tapi agar lebih memahami alasan mengapa kita tidak boleh menghakimi, mari kita lihat 2 alasan berikut ini.

1.    Karena manusia terbatas dalam hal pengertian
Manusia tidak mengetahui semuanya, tidak bisa secara utuh dan tidak selalu mengerti duduk persoalan. Manusia hanya bisa memutuskan hanya apa yang dilihat, didengar atau diketahui pikirannya, semua berdasarkan indra manusia, sehingga tidak bisa bertindak adil, karena tidak tau apa yang ada dalam hati (tidak bisa lihat motivasi).

<Yoh 7 :24>
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil."

<I Korintus 4 : 3 - 5>
Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

Sebaliknya, karena Tuhan mengetahui isi hati manusia, bisa melihat motivasi, maka Tuhan boleh / bisa menghakimi dan bisa menghakimi secara adil.

<I Samuel  16 : 7>
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

<Ibrani 12 : 6>
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
 
2.    Karena kita juga tidak bebas dari salah
Ingat … selalu ingat bahwa kita juga manusia berdosa yang dibenarkan oleh karena darah Kristus dan firman-Nya. Juga kita belum sempurna, pasti masih berjuang dalam membentuk karakter serupa Kristus.
Jadi kita yang belum sempurna ini, seharusnya membantu orang lain juga dalam berjuang, bukannya malah menghakimi.

<Roma 2:1-3>
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?

<Matius 7 : 4 - 5>
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Sebagai penutup, ingat bahwa Tuhan ingin kita menegur bukan menghakimi. Sebab salah satu unsur dalam menghakimi adalah hukuman, sedangkan Tuhan saja masih bersabar terhadap kita dan belum menjatuhkan hukuman.
Stop menghakimi, melainkan yang penting adalah kita bertobat, belajar serupa Kristus setiap hari, membantu sesama dan menjadi kesaksian akan kasih Kristus dimanapun kita berada.