Kamis, 12 Februari 2015

Change your mind and Be a positive person


<Bilangan 13 : 17- 33>
Maka Musa menyuruh mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: "Pergilah dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan, dan amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak; dan bagaimana negeri yang didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya, apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat yang berkubu, dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur.
Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat. Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai dan Talmai, keturunan Enak. Hebron didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari Soan di Mesir. Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara. Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur yang dipotong orang Israel di sana. Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu. Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan."
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."

Ke 12 orang pengintai ini adalah para pemimpin, yaitu pemimpin dari masing-masing suku, seperti yang kita bisa baca di ayat ini

<Bilangan 13 : 3> Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.

Namun dari 12 orang pemimpin ini, 83% yaitu 10 orang memiliki pandangan yang negative dan hanya 17% yaitu 2 orang memiliki pandangan positive. Ini terjadi hingga sekarang, baik di Gereja, dikantor, bahkan di rumah tangga.

Contoh nya :

Kita pasti berfikir daun yang lebih besar, pasti wortel di dalam tanah juga pasti besar.
ternyata......

















 Sama hal nya dengan gambar ini ... kita berfikir yg wanita pasti "innocent girl", tapi ternyata ....

Apa yang baru saja kita pikirkan dan kita lakukan ?
Kita baru saja membuktikan bahwa kita memiliki kecendrungan negative, menghina bahkan menghakimi sesama kita.
Hal ini bukanlah sesuatu yang tidak wajar, melainkan manusiawi, karena kita sangat menilai wujud jasmani, yaitu apa yang terlihat dan terdengar dengan indra-indra kita.
Kita melakukan apa yang sering disebut “Judging a book by its cover”. Yang hal ini adalah lazim, karena pastilah kita “judging” dulu sebelum membeli sebuah buku kan.

Namun bayangkan jika cara semacam ini kita lakukan di kantor kepada bawahan kita, atau di tempat bisnis pada calon pelanggan, atau di gereja atau PD pada orang baru atau dirumah pada anak kita.
Cara pandang seperti ini sudah banyak menghambat atau bahkan merusak banyak orang.

Contoh :
Opsi 1
Papa      : Kamarmu berantakan, bereskan dong.
Anak      : Sorry Pa, lagi ngak punya waktu. Ada Paper yang harus di selesaikan
Papa      : Akan lebih engak mengerjakannya, kalo kamar kamu rapi dan bersih kan ?
Anak      : Ngak tuh, aku ngak masalah bergini.
Papa       : Tapi bagaimana kamu bisa cari barang-barang yang kami perlu, kalau kamarmu kayak kapal
  pecah begini
Anak      : Ngak masalah, aku tau nyimpannya dimana !
Papa      : Jangan konyol kamu ! manusia ngak ada yang hidupnya kayak kamu !
Anak      : Ada …. Manusia satu ini memang hidupnya kayak gini !
Papa      : Teman-teman kamu pasti ngak ada yang kayak gini !
Anak      : Teman-teman aku semuanya Kayak Gini
                                                        
Opsi 2
Papa      : Kamarmu berantakan, bereskan dong.
Anak      : Sorry Pa, lagi ngak punya waktu. Ada Paper yang harus di selesaikan
Papa      : O… gitu yah. Paper kamu lebih penting, kapan dateline nya ?
Anak      : Besok Pap, sekarang lagi dikerjain, masih banyak lagi yang belum selesai.
Papa      : Apa yang bisa Papa bantu ?
Anak      : Hmm… bisa ngak nanti Papa baca dan kasih komentar ?
Papa      : Ok nanti setelah kamu jadi Papernya, Papa review dan kasih masukan. Terus kali nanti Paper
                 udah selesai, kamu rapikan kamarmu yah ? maukan ?
Anak      : Ok Pa, aku coba yah.


Betapa bahayanya tindakan menghakimi kita, itu bisa membuat hubungan semakin terpecah pecah, bahkan luka batin dan inilah yang di-inginkan oleh Iblis.
Nah Kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus, jelas seharusnya kita tidak melakukan apa yang di-inginkan Iblis, tetapi melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus.
Untuk itu marilah kita buka Firman Tuhan

<Roma 14 : 10 dan 13>
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!

<Matius 7 : 1 -5>
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

<Obaja 1 : 12>
Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya.

<Sirakh 11 : 7>
Jangan mencela sebelum kau selidiki, setelah berfikir dahulu barulah menegur

<Sirakh 31 : 15>
Hendaklah menilai sesamamu sesuai dengan dirimu sendiri, dan dalam segala sesuatunya hendaklah berfikir.

Jadi jelas dalam Firman Tuhan bahwa kita haruslah :
1. Tidak menghakimi dan tidak memandang rendah orang lain
2. Punya pandangan / pikiran positif tentang orang lain.

Fiman Tuhan ingin agar kita punya cara pikir yang berbeda dengan cara pandang dunia. Sekarang dunia punya cara pikir yang negative, maka kita harus belajar memiliki cara pikir yang positif

<Roma 12 : 2> Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Jika kita panggil “kebaikan” dalam seseorang, dengan senyum atau kata-kata yang positif, maka yang keluar dari seseorang itu juga kebaikannya. Namun sebaliknya jika kita panggi “keburukan” seseorang dengan cemoohan, kata-kata negative, maka pastilah yang keluar adalah keburukanya.

Banyak dari Kita menyadari kebenaran diatas, tapi kenapa hal ini begitu sulit untuk dilakukan ? bahkan  jadi tidak wajar bagi kita ?
Karena hal pandangan / pikiran adalah cerminan dari isi hati kita. Jika hati kita positif maka pandangan / pikiran kita juga akan positif, sebaliknya pandangan / pikiran negative muncul dari hati yang jahat. Seperti yang tuliskan dalam firman berikut ini

<Matius 15 : 19> Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

<Markus 7 : 21> sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

Jelas disini bahwa kita harus menjaga hati kita dari hal-hal yang negative, bahkan harus mengisinya dengan hal positif.

<Amsal  4 : 23> Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Ingat hati kita hanya bisa kita isi hati kita dengan hal positif, jika kita mengisisinya dengan firman Tuhan, setiap hari, siang dan malam.

<Yosua 1 : 7 – 8>
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Jadi sebagai kesimpulan, ingat bahwa ada 2 langkah untuk menjadi seseorang yang positif.
1. Isi hati kita dengan hal positif yaitu Firman Tuhan.
2. Dengan hati yang positif, Ubah cara pikir kita untuk selalu berusaha melihat kebaikan dalam orang lain

Disini firman akan menjaga hati dan pikiran kita, terus kita harus berusaha memikirkan hal yang positif, dan akhirnya Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita.

<Filipi 4 : 7 - 9>
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar