Rabu, 25 April 2012

Tetap setia dikala senang ataupun malang


Saya mengingat kembali janji perkawinan yang saya ucapkan kepada Istri saya. Dalam janji tersebut terdapat rumusan kalimat standard yang harus ada dalam setiap janji perkawinan, yaitu :
“Aku berjanji untuk selalu setia kepadamu, dalam keadaan senang maupun sulit, kaya atau miskin, sehat atau sakit.”

Janji setia seperti ini pun kita ucapkan saat kita mengucapkan janji baptis. Ini adalah janji untuk selalu setia kepada Kristus.
Namun pada kenyataanya banyak perkawinan yang gagal, pasutri tidak lagi ingat akan janji perkawinan yang diucapkan kepada pasangannya, bahkan tidak ingat lagi siapa pasangannya.

Begitu juga kepada Kristus, begitu mudah orang berpaling kepada hal-hal duniawi, kepada kenikmatan yang di-jajakan oleh dunia.
Mari hari ini kita mengingat kembali tentang kesetian, baik kesetian kepada pasangan sebagai wujud nyata kesetiaan tertinggi di dunia, maupu kesetiaan sejati kepada Kristus


Kita belajar dari Firman Tuhan dalam <Matus 3 : 12>
Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Gandum yang sudah di panen mengalami 3 langkah, yaitu di-irik (threshing), di-tampi  dan terakhir disimpan.

Langkah pertama di irik
Alat pengiri berbentuk seperti berikut ini :


  
Di jaman dulu, alat ini berupa papan yang terdapat paku-paku atau benda tajam lainnya.
Di jaman modern kurang lebih alat itu seperti berikut :



Gandum di kenakan ke alat ini agar terlepas dari batang nya maupun dari kulitnya yang disebut juga sebagai sekam.


Pengirikan ini berbicara tentang Kesusahan atau Penderitaan. Apakah kita tetap setia disaat kesusahan, penderitaan, duka, miskin melanda ?

Ataukah kita sudah menyangkal pasangan atau Kristus, agar kita bisa terbebas dari kesusahan dan penderitaan ? ingat bahwa gandumlah yang akan disimpan, jerami akan dibakar. Jika kita hanya mau kesenangan dan kebahagiaan di dunia, kita akan menderita dan dibakar kekal setelah kematian

Ingat bahwa penderitaan, kesusahan, pencobaan itu tidaklah selamanya. Dan Tuhan berjanji dalam firman-Nya bahwa hal itu tidak akan pernah melebihi taraf kesanggupan kita. Juga tuhan selalu menyediakan jalan keluar, agar kita dapat menggungnya

<I Korintus 10:13>
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. penderitaan atau kesusahan


Tahap kedua adalah Penampi. Alat pemampi sangat sederhana, hanya beruapa semacam garu besar. Gambaran sebagai berikut :

 
Hasil pengirikan di angkat / diterbangkan, dengan tujuan untuk memisahkan antara gandum, sekam atau debu gandum (gandum yang hancur).
Sekam akan diterbangkan angina, seperti yang tertulis dalam ayat-ayat berikut :

<Mazmur 1:4>
Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.

<Mazmur  35:5>
Biarlah mereka seperti sekam dibawa angin, didorong Malaikat TUHAN;

Namun gandum karena lebih berat, akan jatuh kembali ke kaki peladang.

Ujian tidak hanya disaat penderitaan atau kesusahan datang, namun ada juga ujian di kala senang atau sukses. Banyak orang yang tahan ujian penderitaan atau kesusahan, namun gagal disaat ujuan kesuksesan.

Orang yang tidak berakar dalam firman akan lupa kepada yang memberi berkat, dan hanya berfokus pada berkat. Juga dalam kehidupan perkawinan, disaat sukses dalam karir atau sukses/maju bisnisnya, kecendrungan selingkuh semakin tinggi.

Kita harus belajar dari gandum, yang saat diangkat tinggi, kembali kepada kaki si peladang. Disaat kita diangkat dan diberkati, mari kita kembali menyembah Kristus yang memberi berkat dan memuliakan Dia.

Ingatlah firman ini:

<Filipi  4 : 13>
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Teruslah kita didalam Kristus agar kita kuat baik dalam ujian dan pencobaan maupun dalam kesuksesan. Sebab Tuhan ingin dan merencanakan kita sukses agar kita bisa menjadi berkat dan kesaksian akan Allah yang Hidup yaitu Tuhan kita Yesus Kristus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar