Rabu, 13 April 2011

Keterikatan


Mari kita belajar dari kisah Nabi Ayub ....

<Ayub 1 : 8 - 12>
Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.

Kemudian kita tahu bahwa Ayub kehilangan segala-galanya, dari harta hingga semua anaknya. Namun satu hal yang menarik, Istri dari Ayub tidak diambil oleh Iblis.
Kita bisa berandai andai mengenai alasan kenapa ....
Namun mari kita tetap fokus ke topik kita.

Dan jika kita teruskan membaca kisahnya, ternyata Iblis tetap tidak puas dan merancangan kecelakaan yang lebih lagi, dengan menjamah Tulang dan daging Ayub. Ini berarti kesehatannya.


<Ayub 2 : 3 - 6>
Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."


Hikmah yang bisa kita ambil selain pelajaran Iman, adalah bahwa Allah memagari semua orang Percaya. Dan Iblis tidak bisa menjamah Ayub, selama  Allah belum mengangkat pagar Ilahi itu.

Adalah suatu Kebenaran, bahwa Firman ini masih berlaku dalam hidup kita. Allah membuat pagar Ilahi dalam setiap aspek hidup kita. Dan Iblis tidak bisa menjamah kita, selama kita masih didalam pagar itu, dan selama pagar itu masih ada.


Namun terkadang Allah mengijinkan peng-ujian itu datang ke hidup kita, kepada harta, jabatan, kesuksesan, keluarga. Kepada hal-hal yang kita anggap penting di dalam hidup kita

Dimata Tuhan, hal-hal itu tidak sepenting yang kita kita.
Tuhan sebenarnya hanya menyayangkan Nyawa kita, dan Karakter kita. Karakter yang hari demi hari Ia bentuk agar semakin serupa dengan Kristus.
Harta benda adalah sia-sia dan tidak berarti.

<Pengkhotbah  5:9> 
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.


Tapi masalahnya kita lebih suka hal-hal duniawi dan cendrung terpikat sampai terikat dengan nya. Kita mengupayakan segala cara, bahkan sampai cara-cara yang tidak benar untuk mengejar Harta, Kuasa dan berbagai-bagai kesenangan lain

Fiman Tuhan berkata

<I Korintus  7 : 31>
pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.


Jika kita tidak menuruti firman itu, maka kita akan rentan pada Strategi Iblis.
Iblis tau bahwa Allah memagari Nyawa kita, dan Iblis tidak bisa menembus pagar itu.
Tapi karena Allah tidak menyayangkan Harta atau kesenangan duniawi (bahkan untuk case-case tertentu sampai kesehatan juga), Iblis sering menggunakan itu untuk Tipu daya nya.

<I Timotius  6 : 9 – 10>
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.


Saat kita memprioritaskan harta atau kesenangan dunia, fokus kita berpindah.
Karena tidak bisa kita melayani 2 tuan, seperti tertulis dalam :

<Lukas  16 : 13>
 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

<Matius  6 : 24>
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."



Lalu bgaimana kita bisa memang menghadapi strategi iblis ini ? dan mengatasi keterikatan ?
Ada 2 hal yaitu

1. BERJAGA-JAGA DAN BERDOA

<Markus  14 : 38>
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Ini adalah satu kesatuan untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga secara sadar akal budi dan berdoa secara roh.
Tentunya Roh Kudus yang akan menyanggupkan kita.



2. SADARI BAHWA DUNIA HANYA SEMENTARA

Ingat bahwa dunia bukan rumah kita, melainkan sorga Kita hanya musafir di dunia ini


<II Korintus  5 : 1>
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

<Efesus  2 : 19>
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


<Filipi 3 : 20> Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar