Jumat, 21 Juni 2013

Mengapa Menikah / Why Get Married ?

Apakah anda sudah menikah ? jika belum apakah anda mau menikah ?
Kemungkinan besar pertanyaan ini dijawab dengan Ya, hampir semua orang mau menikah, bahkan gelisah jika teman-temannya sudah mulai menikah.

Pertanyaan “Mengapa menikah” adalah pertanyaan nomor 3 ter popular ?
Pertanyaan nomor 2 terpopulernya adalah “Dengan siapa saya menikah ?”
ternyata pertanyaan nomor 1 terpopulernya adalah “Kapan saya menikah?”

Banyak orang termasuk saya menempatkan pertanyaan-pertanyaan diatas dengan urutan demikian.
Hal ini terjadi pada orang-orang timur. Sepertinya terbentuk dalam mind set kebudayaan kita bahwa ada batas expired atau kadaluarsa.
Sering kita dengar “UP” yaitu Usia Panik karena belum menikah disaat umur sudah kepala 3.


Dahulu sering didengar istilah Perawan Tua, tapi belakangan ini istilah itu sudah jarang di dengar. Nilai moral di Masyarakat kita semakin merosot, sehingga masalah keperawanan menjadi hal yang langka belakangan ini. Baguslah bagi kita yang masih menjunjung tinggi moral dan hidup takut akan Allah.

Namun lain halnya dengan masyarakat / budaya barat. Mereka tidak berfikir menikah sebagai suatu keharusan, malah terkadang menikah menjadi beban yang mereka hindari.
Meskipun demikian, mereka bertanya dahulu mengapa mereka mau menikah, lalu dengan siapa dan terakhir baru kapan menikah.

Untuk pertanyaan Dengan siapa saya menikah dan kapan, saya sangat menyarankan untuk membawa pertanyaan itu dalam doa kepada Tuhan Yesus. Sebab demikan janji Tuhan dalam ayat-ayat berikut ini



<Yeremia 33:3>
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

<Yeremia 29:11>

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Ada  nasehat yang pernah saya dengar perihal mencari jodoh, yaitu :
    Jika mencari jodoh dengan mata, maka akan berakhir dengan air mata
    Jika mencari jodoh dengan perasaan, maka akan berakhir dengan patah hati
    Jika mencari jodoh dengan pikiran, maka akan berakhir dengan kepusingan
Tapi Jika mencari jodoh dengan lutut, yaitu berdoa kepada Tuhan Yesus, maka Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk mu. Terkadang bukan yang kau mau, tapi pastilah yang terbaik untuk mu

Dan nasehat dari firman Tuhan
<II Korintus 6 : 14>  

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Saya akan membahas perihal pertanyaan Mengapa Menikah / Why Married atau dengan kata lain apa motivasi / alasan menikah. OK, sebelum masuk lebih dalam, mari kita cek dahulu terutama untuk teman-teman yang belum menikah, adalah apa itu pernikahan ?

Ada baiknya kita pelajari dulu apa itu pernikahan.
 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Nikah adalah ikatan (akad) perkawinan yg dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.
Sedangkan perkawinan / kawin adalah membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri; melakukan hubungan kelamin; berkelamin (untuk hewan); bersetubuh.

Menurut Wikipedia
Pernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari bahasa Arab yaitu kata nikkah (bahasa Arab: النكاح ) yang berarti perjanjian perkawinan; berikutnya kata itu berasal dari kata lain dalam bahasa Arab yaitu kata nikah (bahasa Arab: نكاح) yang berarti persetubuhan.

Pernikahan atau adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.


Dari 2 definisi itu kita yakin sekarang bahwa Perkawinan dilakukan setelah Pernikahan. Sebab itulah yang membedakan manusia dengan hewan.

Sekarang mari kita belajar tentang pernikahan dari Firman Tuhan

<Kejadian 1 : 27 - 28>
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

<Kejadian 2 : 18 , 21-24>
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Dari ayat-ayat diatas, kita paham bahwa Tuhanlah yang menciptakan lembaga keluarga melalui pernikahan. Tuhan tau kita tidak bisa hidup seorang diri, maka diberikanlah penolong bagi Si laki-laki. Ibu Cun pernah mengajarkan bahwa kata “Penolong” disini ada maksudnya. Penolong yang dimaksud bukan seperti pembantu atau babu, tetapi penolong yang setara atau Partner, yang bersama-sama membangun rumah tangga.

Dan perintah Tuhan dalam keluarga adalah "Beranakcuculah dan bertambah banyak” dan salah satu perintah lain adalah “seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Seperti pengalaman saya dengan istri, adalah penting untuk memisahkan diri dari orang tua, walaupun beberapa pasangan belum bisa melakukan hal ini, sebab di saat membangun rumah tangga setelah memisahkah diri dari orang tua, barulah berasa sulitnya namun disaat yang sama berasa pula hasil / buah dari rumah tangga kita. Sebab disaat kita masih berumah tangga di tempat orangtua / mertua, mungkin masih banyak bantuan yang kita terima, atau juga banyak pengaruh / petunjuk / larangan terhadap rumah tangga kita.

Seseorang yang Menikah, pastilah kehidupannya berbeda dengan kehidupan sebelum ia menikah. Sebab dengan menikah, dia tidak boleh lagi hanya memikirkan dirinya sendiri, sebab sekarang 2 orang yaitu pasangannya, sudah menjadi satu dengan dia.

Ada perkataan "Disaat menikah Pria menyerahkan kebebasannya dan Wanita menyerahkan kehidupannya".

Dan akan tanggung jawab akan semakin bertambah disaat sudah hadir anak dalam rumah tangga.

Ingat jika kita berharap mendapat sesuatu maka kita belum siap untuk menikah. Sebab menikah adalah memberi, sebab dasar dari pernikahan dari kasih, dan kasih sesuai katanya, adalah memberi.

<Kolose 3 : 14>
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

<Yohanes 15 : 12>
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu

<Yohanes 15 : 17>
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

Berikut saya ambilkan beberapa ayat perihal hal-hal apa yang diberikan seorang Istri bagi suami dan keluarganya :

Istri sangat mempengaruhi Performance dari suaminya. Seorang istri dapat memotivasi atau menghacurkan suaminya. Ingat ada pepatah, “Dibalik keberhasilan laki-laki ada wanita, dan ada wanita juga dibalik kehancuran laki-laki”.

<Amsal 12 : 4> Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.

Tidak mudah menjadi wanita, apalagi seorang Istri, terutama sejak kejatuhan manusia dalam dosa.

<Kejadian 3 : 16>
Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."

Dan hal yang terpenting, yang paling dasar bagi seorang Istri adalah Tunduk kepada suaminya.

<Efesus 5 : 22 – 24>
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

<Kolose 3 : 18> Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

<I Petrus 3 : 5>
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

Di dalam alkitab ada 1 perikop khusus yang memberikan arahan / guidance bagi seorang wanita agar menjadi Istri yang ideal.

<Amsal 31 : 10 - 31>
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.
Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.
Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.
Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.  Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:
Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Sekarang perihal suami …. Apa bagian seorang suami dalam Rumah tangga nya ?

Berikut beberapa ayat yang dengan jelas mengajarkan kita.

<Efesus 5 : 25> Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

<Efesus 5 : 28> Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.

<Efesus 5 : 33> Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

<I Petrus 3 : 7>
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

<Kolose 3 : 19> Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Jelas sekali bahwa Tuhan mau seorang suami menghormati dan mengasihi Istri-nya. Penting sekali kata “-nya” disitu, yang berarti Istrinya sendiri, bukan istri orang lain.
Sekarang sebab banyak suami-suami salah kaprah, yaitu mengasihi perempuan lain yang bukan istrinya.

Hal ini jangan dianggap mudah . . . .

Yah mungkin lebih mudah diawal pernikahan untuk mengasihi istri kita yang masih cantik, harum, cekatan dan pengertian, namun seiring berjalannya Istri kita berubah baik secara fisik maupun kepribadiannya.

Namun ingat sebagaimana kita memperlakukan istri, itu lah juga yang akan kita dapat. Jadi jika ada suami yang bilang istrinya sudah tidak mencintai dia lagi, coba cek … pasti pertama-tama suami terlebih dahulu yang tidak mencintai istrinya.

Tuhan mengajarkan para suami untuk berkomitmen terhadap istri dan keluarganya. Seperti Kristus yang mengasihi kita dengan tanpa syarat, mengasihi melebihi diri-Nya sendiri, dan bahkan memberikan nyawa-Nya bagi kita, begitu pulalah target yang Tuhan tetapkan bagi para suami.


Jadi setelah mendapat gambaran singkat tentang suami dan istri, tentang suami, apakah mau menikah ? Atau bagi yang sudah menikah, menyesalkah ?







Tapi ingat bahwa dalam rumah tangga ada juga banyak sukacitanya, terutama bagi rumah tangga yang didirikan atas dasar Kasih Kristus dan hidup dalam kebenaran Firman. Ada lagu yang ber lirik, “keluargaku adalah surgaku”

Tidak boleh dipungkiri bahwa Sex juga menjadi salah satu kesenangan antara suami dan istri, hubungan yang personal, intim dan eksklusif.

Jadi apakah kita sudah memiliki alasan atau motivasi yang benar untuk menikah ?
Namun berikut ini hasil survey perihal alasan / mengapa menikah dari anggota Komunitas St Thomas
















Disini terlihat bahwa di komunitas kita sudah memiliki motivasi yang tepat untuk menikah.


Jadi sebagai kesimpulan saya ingatkan lagi bahwa pernikahan adalah keputusan sekali seumur hidup dan haruslah dibuat dengan segala pertimbangan dan terutama setelah membawanya dalam doa kepada Tuhan Yesus Kristus dan puasa.

Dan sekarang kita tau bahwa menikah didasari oleh Kasih, dan kasih itu adalah kasih Agape yang memberi tanpa syarat dan tanpa mengharap imbalan. Pernikahan tidak bisa bertahan tanpa kasih yang semacam itu.


Sebagai ayat penutup saya ambilkan nasehat dari St Yakobus berikut ini :

<Yakobus 1 : 19>
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah

Hal mendengarkan sangat penting dalam pernikahan yang berhasil. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar