Dibulan desember, memasuki suasana natal dan liburan, sering kita dengar pertanyaan “What di you want for Christmas ?” dan spontan kita menjawab nya dengan berbagai-bagai hal yang sudah kita impikan atau inginkan.
Sebagai orang tua juga kita sibuk mempersiapkan Kado-kado untuk keluarga, kerabat atau untuk acara tukar kado. Namun apakah kita mengerti makna ataupun sejarah dari natal dan tradisi-tradisi nya ?
Bisakah anda menjawab Jika saya bertanya, apa tujuan merayakan natal ? kebanyakan kita akan berkata merayakan kelahiran Yesus, dengan kata lain merayakan ulang tahun Yesus. Hal ini tidak dibilang salah, mengapa kita yang sibuk mendapatkan kado. padahal yang berulang tahun adalah Tuhan Yesus.
Ada banyak perikop sehubungan dengan natal, mari kita baca dahulu salah satu perikop dari injil Lukas yang banyak menginspirasi kisah ataupun lagu natal
<Lukas 2 : 6 – 20>
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Diatas kita baca kisah natal dari alkitab, namun kondisi perayaan natal saat ini jauh berbeda dari kondisi dalam perikop diatas. Mau bukti ?
Bukti yang paling jelas dapat kita baca di ayat 8
<Lukas 2 : 8> Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Berdasarkan data cuaca …. Di bulan desember rata-rata suhu udara adalah 1 derajat Celcius sampai 13 derajat Celcius. Apakah gembala akan menggembalakan domba mereka di padang, pada malam hari waktu musim dingin ?
Hal yang kurang masuk akal, oleh karena itu, saya ajak anda untuk mempelajari hasil browsing saya mengenai asal mula natal
Asal Mula Natal
Para Penyembah berhala (Pagan) memiliki Perayaan SATURNALIA – yaitu perayaan kelahiran Dewa Saturn, yang adalah dewa pertanian. Nama hari Saturday diambil dari Dewa ini.
Perayaraan SATURNALIA ini pada awalnya dirayakan pada tanggal 17 Desember, kemudian diperpanjang menjadi 1 minggu hingga tangal 23 Desember, dan akhirnya di tetapkan berakhir pada tanggal 25 Desember yang merupakan perayaan kelahiran Dewa Mithra, dewa matahari (unconquerable sun) Pada masa 17 hingga 25 Desember ini pengadilan dan hukum Roma berhenti, dan tidak ada penegakan hukum. Sehingga tidak ada yang diadili jika selama masa itu sesorang merusak milik atau mencelakai orang lain.
Disaat perayaan SATURNALIA ini, ada kebiasaan dalam komunitas-komunitas Roma untuk memilih sesorang musuh / penjahat dalam komunitas itu (“an enemy of the Roman people) untuk menjadi “Lord of Misrule” (yang diterjemahkan secara bebas menjadi Raja / penguasa yang jahat). Orang-orang ini diberi makan makanan mewah dan enak, seta diberikan berbagai-bagai kesenangan fisik. Namun pada akhir perayaan yaitu pada 25 Desember, orang orang yang terpilih jadi korban ini akan di bunuh secara kejam, sebagai perlambang komunitas mereka menghacurkan kekuatan kegelapan / kejahatan.Salah satu perwujudan dari kejaman ini adalah Ginger bread man, yang masih sering kita temui sampai sekarang ini. Tidak hanya 2 hal diatas perihal tidak ada hukum dan kekejaman, tapi dalam perayaan SATURNALIA, adalah biasa untuk semua orang bermabuk-mabukan, jalan-jalan telanjang, memperkosa, berzinah.
Lalu apa hubungannya perataan SATURNALIA dengan perayaan natal ? Sejak abad pertama, umat Kristiani hidup dalam masa penganiayaan. Lebih tepatnya dimulai saat Kaisar Roma yang bernama Nero membakar kota roma agar dengan mudah dapat membersihkan / meratakan daerah untuk memperluas daerah istananya, dan menyalahkannya pada Orang-orang Kristen. Sejak itu selama 2 abad umat Kristiani hidup dalam masa penganiayaan.
Dan salah satu perbedaan yang mencolok adalah saat perayaan SATURNALIA ini, dimana orang Kristen pastinya tidak mau ikutan perayaan kacau dan berdosa itu. Jadi umat Kristiani pada waktu itu seolah-olah ikutan perayaan dengan menghias rumah mereka dengan tanaman Holly, sehingga sekarang sering kita lihat warna merah dan hijau mendominasi natal, dan dari situlah muncul kata Holiday. Dan pada sekitas tahun 130, Uskup ke dua di kota Roma, memutuskan bahwa pada perayaan SATURNALIA, umat Kristen tidak ikutan merayakan kelahiran Dewa Saturn dan dewa Mithra, melainkan menggunakan waktu itu untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Meskipun pada waktu itu belum ditetapkan harinya.
Sewaktu Constantine menjadi kaisar dari kekaisaran Roma bagian barat menggantikan Diocletian pada abad ke 4, dia menghentikan semua penganiayaan terhadap umat Kristiani. Constantine menerima Kristus dikisahkan terjadi pada tahun 312, dimana ia mendapat pengeliatan salib dari matahari. Constantine dan Licinius (kaisar dari kekaisaran Roma Timur) mengeluarkan Edict of Milan pada tahun 313 yang menghentikan semua penganiayaan kepada umat Kristiani di seluruh kekaisaran Roma
Di abad ke 4 ini juga, ke-Kristenan meng-impor Perayaan SATURNALIA, dengan tujuan agar dapat menarik masa para penyembah berhala (pagan) untuk menganut agama Katolik. Para pemimpin agama katolik pada waktu itu menjanjikan orang-orang dimana mereka dapat tetap merayakan SATURNALIA sebagai umat Kristen. Permasalahannya adalah dalam perayaan SATURNALIA, tidak ada 1 hal pun yang dapat diambil atau disamakan dengan ke-Kristenan. Jadi Paus Julius I, pada waktu itu memutuskan untuk meneruskan kebiasaan dari abad pertama yaitu merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Meskipun secara logika jelas bahwa musim dingin pastila bukan saat kelahiran Tuhan Yesus, karena dalam alkitab mengisahkan para gembala sedang mengembalakan di padang, yang tentunya tidak mungkin saat musim dingin.
Jadi perayaan natal di abad ke 4, bukan dirayakan sebenarnya untuk kelahiran Tuhan Yesus Kristus, melainkan hanya sebagai metamorphosis / menggantikan makna suatu kebiasaan perayaan SATURNALIA, sehingga tetap bisa dirayakan pada saat itu.
Jadi kapan waktu kelahiran Kristus ?
Alkitab tidak menyebutkan tanggal, dan mungkin ada maksud Tuhan dalam hal ini.Namun ada beberapa orang yang dengan cara dan hikmat mereka, mereka-reka kapan kelahiran Krisus:
• The DePascha Computus, yaitu sebuah dokumen yang ditemukan di Afrika Utara pada tahun 243, menyebutkan kelahiran Kristus pada 28 maret
• Uskup dari Alexandria yang bernama Clement (sekitar tahun 215), mengatakan kelahiran Kristus pada 18 November 18.
• Lalu seorang sejarahwan Fitzmyer, menebak kelahrian Kristus pada 11 September tahun 3 BC.
Perihal pohon natal juga adalah import dari para pagan, khususnya para penyembah Dewa Asheira yang menjadi Kristen. Mereka sudah sejak lama menyembah pohon di hutan atau menyembah pohon yang dibawa dirumah. Dan kebiasaan ini di asimilasi / di ijinkan juga oleh gereja, namun kembali diubah maknanya menjadi Pohon terang, diambil dari makna Kristus yang adalah terang.
Lalu sekilas mengenai Santa Claus dan kebiasaan memberikan hadiah
Tokoh asli dari Santa Claus adalah Nicholas, yang adalah yatim piatu kaya raya dari orang tua nya yang meninggal karena wabah penyakit pes. Nicholas dilahirkan sekitar tahun 270 di kota Patara (sekarang termasuk daerah Turki). Pada akhir abad ke 3, di usianya yang ke 30 tahun, ia menjadi uskup kota Myra.
Tidak lama sejak dia menjadi Uskup, Kaisar Diocletion memerintahkan semua orang dalam kekaisarannya untuk menyembah dia sebagai Dewa atau Tuhan. Dan hal ini pastilah tidak dituruti oleh para pengikut Kristus, sehingga orang-orang Kristiani termasuk Nicholas dimasukan ke dalam penjara.
Nicholas dipenjara dalam sel kecil dengan segala kekurangan, dia menderita kelaparan, kehausan dan kedinginan selama hampir 10 tahun, sampai Constantine memerintah dan menakhiri penganiayaan umat Kristiani pada tahun 313.
Nicholas kemudian kembali menjadi uskup di kota Myra. Disana karena kebaikan hatinya dan di dukung oleh kekayaannya, Nicholas sering berkeliling daerah dan membantu banyak orang dengan memberikan uang, hadiah atau benda-benda lain ke banyak orang. Uniknya karena Nicholas rendah hati dan tidak mau diketahui orang saat memberikan bantuan, sering kali ia memberikan hadiahnya di malam hari.
Nicholas juga termasuk salah satu uskup senior yang menghadiri konsili Nicaea pada tahun 325 dan merancang Kitab suci perjanjian baru. Nicholas meninggal pada tanggal 6 desember 345.
Karena karya selama hidupnya, banyak orang yang mencintai Nicholas dan pada abad 19 dia di angkat menjadi Seorang Santo. Namun kehidupan St. Nicholas ini sangat berimpact pada hidup banyak orang, sehingga kehidupannya pun banyak dikisahkan dan beberapa menjadi legenda.
Seperti salah satu cerita yang terkenal adalah tentang seorang miskin dengan 3 anak daranya, dimana ayah mereka sangat miskin dan tidak dapat memberikan apa-apa di hari pernikahan mereka. Lalu dikisahkan St. Nicholas melemparkan sekantung uang emas pada cerobong asap rumah mereka, dan kantung uang emas itu jatuh masuk ke kaus kaki / stocking yang sedang dijemur dekat perapian.
Inilah yang menjadi legenda dan kebiasaan natal untuk menggantung kaos kaki, dan berharap terisi hadiah di hari natal.
Gereja awal mengubah kebiasaan memberikan hadiah dari tanggal 6 desember, saat perayaan St. Nicholas, ke tanggal 25 desember, agardisatukan dengan perayaan natal. Sebagai perlambang pemberian hadiah dari Tuhan kepada Manusia, yaitu Kristus Tuhan sebagai manusia.
<Yohanes 3 : 16> Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Legenda St. Nicholas ini begitu popular sehingga di eropa lebih banyak gereja yang diberi nama darinya, ketimbang para rasul yang lain. Hal ini menyebar sampai ke Asia kecil dan Yunani, sehingga pada tahun 450 disana juga banyak gereja yang dinamakan dari nama St. Nicholas.
Pada tahun 1200 an, di Perancis, mulai dirayakan tanggal 6 desember sebagai hari Uskup Nicholas. Lalu pada tahun 1400 an, kepopuleran St. Nicholas setara dengan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Dan sudah ada sekitar 2.000 biara dan kapel di eropa yang diberi nama dari St. Nicholas.
Makam St. Nicholas berada di kota Myra Turki sampai tahun 1087, namun karena Turki jatuh ke kekuaasaan muslim, maka dikisahkan 3 kapal pelaut dan pedagang yang peduli akan St. Nicholas, membongkar makamnya dan membawanya ke kota Bari di Selatan Italia.
Kemudian pada tahun 1089 Uskup Urbanus II, memberkati makam baru St. Nicholas. Dan pada pertengahan abad 12, diselesaikannya “Basilica di San Nicola”, ditempat makam itu berada.
Itu adalah kisah kehidupan sampai wafatnya St. Nicholas. Namun sekarang anda pasti bertanya-tanya apakah betul wujud st. Nicholas adalah orang tua gendut dengan baju dingin merah dan tertawa Hohohoho ?
Transformasi tokoh St. Nicholas menjadi Santa Claus yang kita kenal saat ini, kebanyakan terjadi di Amerika, disaat pendatang dari Belanda menetap di amerika. Dimana pengejaan bahasa Belanda “SinterKlass” yang sebenarnya berarti Santo Nicholas menjadi “Santa Claus”.
Kemudian pada 1809, seorang anggota dari New York Historical Society, bernama Washington Irving membuat tulisan mengenai kebudaan belanda yang berjudul “KNICKERBOCKER'S HISTORY OF NEW YORK” dan didalamnya ada karangan mengenai St Nicholas yang digambarkan bertubuh gempal namun kecil seperti kurcaci (elf), dan dengan kuda terbang ajaibnya menjelajahi rumah-rumah di New York, lalu masuk lewat cerobong dan memberikan hadiah bagi anak baik dan ranting bagi anak nakal. Namun hal ini dilakukannya pada hari perayaan St. Nicholas
Lalu di tahun 1823, Dr Clement Moore, yang adalah seorang pengajar dari Union Seminary, menuliskan puisi “The Night Before Christmas”, dan ia mengganti kuda terbang ajaib dengan kereta salju yang ditarik oleh 8 Rusa kutub yang bisa terbang. Juga Dr Moore menuliskan bahwa Santa Claus memberikan hadiah pada hari natal, bukan pada hari lain.
Berikut cuplikan dari puisinya :
“That was the night before Christmas, when all through the house, not a creature was stirring, not even a mouse.
The stockings were hung by the chimney with care, in the hope that Saint Nicholas soon would be there…”
Kemudian seorang pembuat kartun untuk majalah minggan Harper yang bernama Thomas Nast, dia menggambar tokoh Santa Claus bukan lagi sebagai kurcaci, tetapi sebagai manusia jenggot putih dan tubuh yang gempal. Unsur kurcaci tetap ada di pakaiannya, termasuk topi tidurnya yang menjadi icon hingga saat ini dan kemampuan seperti kurcaci untuk bisa masuk ke dalam cerobong. Tokoh Santa Claus dikisahkan tinggal di kutub utara dengan team kurcari sebagai penolong-penolongnya. Thomas Nast menggambar Santa Claus selama 23 tahun dari tahun 1863 hingga 1886.
Salah satu kejadian penting yang membentuk wujud santa claus, seperti kita yang kita kenal saat ini, terjadi pada tahun 1931 disaat Perusahaan Coca-Cola mengkontrak seorang seniman benama Haddon Sundblom untuk menggambar Santa Claus yang meminum Coca-Cola. Sundblom membuat gambarannya didasari model dari temannya Lou Prentice karena muka temannya itu yang ceria dan chubby. Dan Coca-Cola meminta baju nya diwarnai merah dengan aksen putih seperti warna logo Coca-Cola.
Berangkat lebih jauh, pertama kali Figure santa Claus ditampilkan di pusat perbelanjaan adalah pada tahun 1881 di J.W Parkinson Department Store, di kota Philadelphia. Dan Tahun 1095 Eaton Department Store mensponsori pertama kali parade Santa Claus di Kota Toronto Canada.
Nah, begitulah sejarah singkat mengenai Hari natal, tradisi natal dan Santa Claus.
Lalu apa yang bisa kita pelajari disini….
Hal pertama adalah kita harus sadari bahwa banyak hal yang kita jalani tanpa kita tau alasan dan tujuannya. Seperti halnya natal dan perayaannya yang sudah sekian tahun kita jalani bahkan sudah kita teruskan tradisinya ke anak, bahkan cucu kita.
Jangan sampai kita mengajarkan hal-hal yang kita tidak sesuai firman, hanya karena kita malas untuk mempelajarinya. Tetapi berhikmatlah dan latihlah diri dalam kebenaran firman.
<Amsal 19 : 2> Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.
<Amsal 29 : 18>
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. (King James Version : Where there is no vision, the people perish: but he that keepeth the law, happy is he).
Hal kedua, ingatlah bahwa Iblis selalu berusaha untuk mencari-cari kesempatan untuk menjauhkan kita dari kasih karunia dan rencana Allah. Iblis adalah penipu dan pencuri yang berujuan untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia.
<Yohanes 10 : 10a> Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
<II Korintus 11 : 14> Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.
<Yohanes 8 : 44> Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
<I Petrus 5 : 8> Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Harus kita akui natal kehilangan makna nya yaitu menatikan Tuhan dan kelahiran Tuhan dalam hati dan kehidupan kita. Natal tergantikan dengan hedonism, perayaan, sukacita belaka yang didasari oleh keinginan daging. Sebab Iblis mau menipu kita dengan Natal yang palsu, Natal yang bukan lagi untuk Roh, melainkan untuk Daging. Iblis menawarkan Natal yang penuh kesenangan semu, sukacita sementara, dan bukan kedamaian melainkan pemuasan hawa nafsu.
Sebab sesuai dengan 2 ayat berikut ini :
<I Korintus 10 : 23> "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
<I Korintus 8 : 9> Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
Merayakan Natal adalah baik, bahkan keharusan, yang penting kita tau apa makna dari natal, dan terlebih lagi ingat bahwa natal adalah tentang kehadiran / kelahiran Tuhan, bukan tentang kita mendapatkan hadiah apa yang kita mau.
Salah satu hal lagi yang perlu saya ingatkan (Karena hal ini juga salah satu jebakan / tipu muslihat iblis), adalah tidak perlu memperdebatkan pengetahuan yang baru anda dapat perihal natal ini kepada orang lain. Karena Iblis menginginkan perpecahan di dalam Gereja Tuhan.
Melainkan ajarkanlah dengan niatan tulus dan dalam kasih Kudus. seperti maksud
<Titus 3 : 9> Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.
Hal ketiga yang dapat kita pelajari adalah kebenaran dalam ayat berikut ini
<Roma 8 : 28> Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Betul asal-usul natal dan tradisi-tradisinya kurang baik dan didasari dari hal-hal atau kebiasaan penyembahan berhala, tetapi Allah kita adalah Allah yang hidup dan luar biasa. Ia dapat turut bekerja dan mendatangkan kebaikan. Carilah makna dan perlambang natal yang berhubungan dengan kebenaran firman, maka sungguh kita dapat merasakan hadirat Tuhan dalam segala dan mendatangkan sukacita.
Jadi pertanyaan saya seperti tema Renungan ini … What do you want for Christmas ?
Apakah kita masih menjawabnya dengan list keinginan kita ? atau kita bisa berhikmat dalam menggunakan moment natal untuk mengisinya dengan mencari Tuhan dan memperbaiki kehidupan kita dalam menantikan kedatangan Tuhan.
Ingat bahwa keinginan kita sungguh tidak terbatas, dan kita dicobai oleh keinginan-keinginan kita sendiri, yang ujungnya bisa menuju maut.
<Yakobus 1 : 14 – 15> Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Mari kita belajar untuk sungguh menantikan kedatangan Tuhan, tidak hanya dimoment natal, melainkan dalam menantikan Tuhan dalam setiap saat kehidupan kita.
Mempersiapkan hidup kita dengan melakukan firman, agar kita siap menyambut sang Raja yaitu kristus Tuhan.
Sebagai penutup saya ingatkan firman Tuhan berikut ini
<I Timotius 4:7-8> Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
“Hidup yang sia-sia adalah awal dari segala DOSA. Dosa itu membuat kita kecanduan, karena ada Iblis di belakangnya.” –quote by Cun Wahono-
Minggu, 22 Desember 2013
Sabtu, 26 Oktober 2013
Practices Makes Perfect
Seumur hidup kita, banyak hal yang kita pelajari, dari mulai berdiri sendiri, berjalan, berbicara. Termasuk juga banyak jenjang pendidikan yang telah kita lalui.
Jika kita ingat, pada awalnya banyak sekali hal yang tidak kita ketahui dan tidak bisa kita lakukan, meskipun sekarangpun masih banyak juga yang tidak kita ketahui atau bisa kita lakukan.
Tapi semua itu kita pelajari selangkah demi selangkah.
Apa yang sudah kita bisa lakukan haruslah terus dilakukan / dipergunakan. Seperti kita latihan berjalan setiap hari, jongkok, berdiri, melompat. Kita harus latih fisik, yaitu otot-otot kita. Termasuk otot yang penting, yaitu Otak kita
Jika kita tidak pakai atau tidak latih, maka Tuhan akan ambil talenta kita, namun disisi lain jika kita latih dan pergunakan terus maka Tuhan akan terus tambah-tambahkan talenta kita
<Matius 25:28> Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Hal berlatih ini berlaku untuk fisik maupun Rohani dan untuk keduanya itu hanya dapat didasari oleh salah satu dari 2 motivasi yang ada didunia ini. Yaitu motivasi untuk Tuhan atau bukan untuk Tuhan.
Motivasi untuk Tuhan adalah jelas, yaitu berlatih fisik, mental ataupun Rohani untuk menjadi dewasa di dalam Kristus agar kita bisa lebih lagi berkarya untuk Tuhan dalam menjangkau Jiwa.
Sedangkan motivasi yang bukan untuk Tuhan adalah segala motivasi selain yang untuk Tuhan. Misalkan yang paling parah adalah motivasi untuk melawan Tuhan (ini jelas mengikuti iblis), namun juga motivasi untuk kepentingan diri, ini juga jika diteliti ujung-ujungnya akan berujung pada dosa.
<I Tawarikh 25:7> Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN--mereka sekalian adalah ahli seni--ada dua ratus delapan puluh delapan orang.
<II Petrus 2:14> Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!
Benar untuk berbuat baik perlu berlatih, namun ingat untuk kejahatan juga perlu berlatih. Meskipun untuk berlatih berbuat baik perlu kesadaran dan kemauan yang solid. Namun untuk kejahatan perlu berlatih juga misal orang korupsi tidak langsung korupsi Milyar, tapi dimulai dari ratusan bahkan puluhan ribu. Latihan untuk kejahatan lebih mudah, terkadang malah tidak kita sadari. Karena kejahatan secara gamblang adalah tidak melakukan sesuatu untuk Tuhan.
Ok, mari kita berfokus pada latihan Rohani. Latihan rohani membuat kita bisa hal baru dan latihan juga membuat kita melakukan hal yang bisa kita lakukan dengan lebih baik lagi.
Firman Tuhan mengajarkan kita
<I Timotius 4:7-8> Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Apa itu Ibadah ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia iba·dah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Namun ingat bahwa kita harus tau dahulu siapa Allah yang benar
<Wahyu 14:12> Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.
Secara Riil saja perintah Allah, yang pasti muncul dalam pikiran kita adalah 10 perintah Allah dari <Keluaran 20 : 1 - 17> , yaitu
- Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
- Jangan menyebut nama TUHAN, dengan sembarangan.
- Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
- Hormatilah ayahmu dan ibumu.
- Jangan membunuh.
- Jangan berzinah.
- Jangan mencuri.
- Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
- Jangan mengingini istri sesamamu
- Jangan mengingini apapun yang dipunyai sesamamu.
Dari 10 ini sudahkah kita jaga semua, adakah yang kita langgar. Mungkin masalah di nomor 4 mengenai hormat kepada orang tua dan di nomor 7 mengenai beli barang bajakan.
Lalu di akhir jaman ini Tuhan Yesus memberikan hukum atau perintah yang lebih dashyat lagi :
<Matius 22:36-39> "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
<Markus 12:29-31> Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
<Lukas 10:26-27> Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Perintah ini di sampaikan kembali oleh Rasul Paulus.
<Roma 13:9> Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
<Galatia 5:14> Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
Jadi perintah besarnya adalah :
- Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu
- Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Dan jangan lupa perihal amanat agung yang tertulis dalam
<Matius 28:18-20>
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Jadi ada 3 perintah besarnya adalah :
- Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu
- Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
- Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu
<Filipi 4:13> Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Yang harus kita lakukan adalah berlatih …
Untuk mengasihi Tuhan kita harus berlatih, wujud nyatanya adalah dari memberikan persembahan, memberikan perpuluhan.
Sama hal nya dengan mengasihi sesama, salah satu hal yang bisa kita berikan adalah waktu bagi sesama.
Dan juga untuk memuridkan, kita sendiri harus berlatih dahulu menjadi murid.
Sama seperti bayi …. Pada awalnya pasti sulit. Misal kita sulit berdoa, apalagi memimpin doa atau mendoakan orangJuga sulit memberikan kesaksian, sulit untuk bawa renungan. Namun dengan berlatih dan terus melakukannya, kita semakin terbiasa dan bisa melakukannya dengan baik.
Semua hal besar dimulai dengan kemauan, dan dari hal kecil. Sebab seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan berikut ini
<Matius 25:21> Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
<Lukas 16:10> Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Tapi untuk melakukan hal kecil pun harus dimulai dengan kemauan, dan kemauan akan hal-hal rohani ini baru bisa timbul jika kita mengubah mind set.
<Roma 12:2> Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Mind set yang benar adalah yang tidak serupa dengan dunia, sebab kita adalah buatan dan milik Allah untuk pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan oleh Allah sendiri
<Efesus 2:10> Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Mind set kita haruslah menjauhi kejahatan dan terus haus akan kebenaran.
<I Petrus 2:1-3> Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Semakin kita berlatih, maka kita semakin terlatih dan Tuhan akan memberikan porsi yang lebih besar
<Ibrani 5:14> Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Sebagai contoh adalah perumpamaan Orang kaya dan Lazarus dalam <Lukas 16 :19 -31>
Orang kaya ini menderita sengsara di alam maut, apakah dosanya ?
Orang kaya ini sudah memberikan sedekah kepada Lazarus, namun ini bukan hal yang berkenan, apa lagi yang sempurna. Sebab yang berkenan bagi Tuhan adalah memperhatikan orang miskin, bukan sekedar sedekah.
Seperti yang tertulis dalam Injil Matius
<Matius 25:35-36> Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Matius 25:40> Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
<Matius 25:45> Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Jadi sebagai kesimpulan saya rekap lagi langkah –langkah diatas:
- Mengubah mind set untuk hidup dalam Roh dan kebenaran (firman)
- Bangun kemauan untuk berlatih Beribadah (yang artinya taat mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya).
- Lakukan latihan dari hal kecil ( dalam wujud 4 Roda kehidupan Rohani – Doa, Firman, Komunitas, Pelayanan)
- Perdalam hubungan dengan Tuhan (genosko), nanti Tuhan yang akan perluas dan perlebar kapasitas kita.
Saya tutup renungan ini dengan mengingatkan bahwa di-dunia cuma ada 2, yaitu Tuhan atau iblis. Sehingga artinya jika kita tidak sedang berlatih ibadah / rohani berarti otomatis kita sedang berlatih kejahatan yang ujungnya adalah dosa dan kepastian Maut.
Jika kita setia berlatih ibadah dengan benar maka janji Tuhan adalah
<Ulangan 28:13> TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
<Filipi 3:14> dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Selamat Berlatih !!!
-Menjadi Tua sudah pasti, menjadi dewasa adalah pilihan-
Kamis, 04 Juli 2013
Menghakimi (by Eka 19 June 2013)
Mari kita baca sebuah perikop dari Injil Lukas <Lukas 7 : 36- 50>
Seorang Farisi mengundang Yesus
untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu
duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah
orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak
wangi.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu
membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya,
kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata
dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah
perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah
seorang berdosa." Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang
hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah,
Guru."
"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang
seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak
sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di
antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku
kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya:
"Betul pendapatmu itu."
Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon:
"Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak
memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan
air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi
sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki
kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab
ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga
ia berbuat kasih."
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati
mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi
Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau,
pergilah dengan selamat!"
Kita baca dari perikop diatas bahwa Simon seorang farisi, telah
melakukan tindakan yang disebut Menghakimi, pada kasus ini adalah menghakimi
perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Tindakan menghakimi semacam ini biasanya tidak dilakukan oleh orang
yang belum rohani sebab dia tau bahwa dia juga orang berdosa. Sedangkan orang
yang sudah dewasa Rohani juga tidak menghakimi, sebab dia kenal firman.
Jadi orang yang rohaninya pas-pasan (sperti orang yang iri hati atau
orang yang bekas aktivis),
menghakimi sesamanya karena dia merasa lebih baik atau lebih tau.
Di dalam alkitab dapat kita temukan pembahasan mengenai Menghakimi, tetapi dapat kita temukan
juga pembahasan tentang2 Menegur
Kedua hal tersebut memiliki persamaan
yaitu Tindakan menentukan mana yang
benar dan salah
Tetapi memiliki 3 perbedaan sebagai berikut
No
|
MENGHAKIMI
|
MENEGUR
|
1
|
TIndakan yang Dilarang Tuhan
(Matius 7 : 1 - 2) |
Tindakan yang diperintahkan oleh Tuhan (Kolose 3 :
16)
|
2
|
Terdapat unsur hukuman
(Kisah Para Rasul 13 : 27)
|
Terdapat unsur Perbaikan / korektif
(Amsal 28 : 23) (Matius 18 :
15)
|
3
|
Dilakukan dalam emosi /
tidak dalam kasih
|
Dilakukan dalam kasih (II Tes
3 : 15)
|
<Matius 7 : 1-2>
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran
yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
<Kisah Para Rasul 13 : 27>
Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus.
Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi
yang dibacakan setiap hari Sabat.
<Kolose 3 : 16>
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara
kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang
lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu
mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
<Amsal 28 : 23>
Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang
menjilat.
<Matius 18 : 15> "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah
dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali.
<II Tesalonika 3 : 15>
tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai
seorang saudara.
Sekarang kita mengetahui bahwa tindakan menghakimi tidak sepatutnya
kita lakukan. Karena hal menghakimi adalah bagiannya Tuhan, seperti yang
tertulis dalam ayat-ayat berikut ini :
<Roma 14:3-4>
Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa
yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah
menerima orang itu.
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia
berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan
tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
<Yohanes 5:22>
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman
itu seluruhnya kepada Anak,
<Ibrani 10:30>
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan
menghakimi umat-Nya."
Tapi agar lebih memahami alasan mengapa kita tidak boleh menghakimi,
mari kita lihat 2 alasan berikut ini.
1. Karena
manusia terbatas dalam hal pengertian
Manusia tidak mengetahui semuanya, tidak bisa secara utuh dan tidak
selalu mengerti duduk persoalan. Manusia hanya bisa memutuskan hanya apa yang
dilihat, didengar atau diketahui pikirannya, semua berdasarkan indra manusia, sehingga
tidak bisa bertindak adil, karena tidak tau apa yang ada dalam hati (tidak bisa
lihat motivasi).
<Yoh 7 :24>
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan
adil."
<I Korintus 4 : 3 - 5>
Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh
suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. Sebab
memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan.
Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum
waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang
tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan
di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Sebaliknya, karena Tuhan mengetahui isi hati manusia, bisa melihat
motivasi, maka Tuhan boleh / bisa menghakimi dan bisa menghakimi secara adil.
<I Samuel 16 : 7>
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang
parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang
dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati."
<Ibrani 12 : 6>
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak."
2. Karena kita
juga tidak bebas dari salah
Ingat … selalu ingat bahwa kita juga manusia berdosa yang dibenarkan
oleh karena darah Kristus dan firman-Nya. Juga kita belum sempurna, pasti masih
berjuang dalam membentuk karakter serupa Kristus.
Jadi kita yang belum sempurna ini, seharusnya membantu orang lain juga
dalam berjuang, bukannya malah menghakimi.
<Roma 2:1-3>
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang
lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang
lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang
lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah
berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai
manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau
sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari
hukuman Allah?
<Matius 7 : 4 - 5>
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Sebagai penutup, ingat bahwa Tuhan ingin kita menegur bukan menghakimi.
Sebab salah satu unsur dalam menghakimi adalah hukuman, sedangkan Tuhan saja
masih bersabar terhadap kita dan belum menjatuhkan hukuman.
Stop menghakimi, melainkan yang penting adalah kita bertobat, belajar
serupa Kristus setiap hari, membantu sesama dan menjadi kesaksian akan kasih
Kristus dimanapun kita berada.
Langganan:
Postingan (Atom)