Saya mengingat kembali janji
perkawinan yang saya ucapkan kepada Istri saya. Dalam janji tersebut terdapat
rumusan kalimat standard yang harus ada dalam setiap janji perkawinan, yaitu :
“Aku berjanji untuk selalu setia
kepadamu, dalam keadaan senang maupun sulit, kaya atau miskin, sehat atau
sakit.”
Janji setia seperti ini pun kita
ucapkan saat kita mengucapkan janji baptis. Ini adalah janji untuk selalu setia
kepada Kristus.
Namun pada kenyataanya banyak
perkawinan yang gagal, pasutri tidak lagi ingat akan janji perkawinan yang
diucapkan kepada pasangannya, bahkan tidak ingat lagi siapa pasangannya.
Begitu juga kepada Kristus,
begitu mudah orang berpaling kepada hal-hal duniawi, kepada kenikmatan yang
di-jajakan oleh dunia.
Mari hari ini kita mengingat
kembali tentang kesetian, baik kesetian kepada pasangan sebagai wujud nyata
kesetiaan tertinggi di dunia, maupu kesetiaan sejati kepada Kristus
Kita belajar dari Firman Tuhan dalam
<Matus 3 : 12>
Alat penampi sudah
ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api
yang tidak terpadamkan."
Gandum yang sudah di panen mengalami 3 langkah, yaitu
di-irik (threshing), di-tampi dan terakhir disimpan.
Langkah pertama di irik
Alat pengiri berbentuk seperti berikut ini :
Di jaman dulu, alat ini berupa papan yang terdapat paku-paku
atau benda tajam lainnya.
Di jaman modern kurang lebih alat itu seperti berikut :
Gandum di kenakan ke alat ini agar terlepas dari batang nya
maupun dari kulitnya yang disebut juga sebagai sekam.
Pengirikan ini berbicara tentang
Kesusahan atau Penderitaan. Apakah kita tetap setia disaat kesusahan,
penderitaan, duka, miskin melanda ?
Ataukah kita sudah menyangkal
pasangan atau Kristus, agar kita bisa terbebas dari kesusahan dan penderitaan ?
ingat bahwa gandumlah yang akan disimpan, jerami akan dibakar. Jika kita hanya
mau kesenangan dan kebahagiaan di dunia, kita akan menderita dan dibakar kekal
setelah kematian
Ingat bahwa penderitaan,
kesusahan, pencobaan itu tidaklah selamanya. Dan Tuhan
berjanji dalam firman-Nya bahwa hal itu tidak akan pernah melebihi taraf
kesanggupan kita. Juga tuhan selalu menyediakan jalan keluar, agar kita dapat
menggungnya
<I Korintus 10:13>
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang
tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan
memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
penderitaan atau kesusahan
Tahap kedua adalah Penampi. Alat
pemampi sangat sederhana, hanya beruapa semacam garu besar. Gambaran sebagai
berikut :
Hasil pengirikan di angkat / diterbangkan, dengan tujuan
untuk memisahkan antara gandum, sekam atau debu gandum (gandum yang hancur).
Sekam akan diterbangkan angina, seperti yang tertulis dalam
ayat-ayat berikut :
<Mazmur 1:4>
Bukan demikian orang
fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
<Mazmur 35:5>
Biarlah mereka seperti
sekam dibawa angin, didorong Malaikat TUHAN;
Namun gandum karena lebih berat,
akan jatuh kembali ke kaki peladang.
Ujian tidak hanya disaat
penderitaan atau kesusahan datang, namun ada juga ujian di kala senang atau
sukses. Banyak orang yang tahan ujian penderitaan atau kesusahan, namun gagal
disaat ujuan kesuksesan.
Orang yang tidak berakar dalam
firman akan lupa kepada yang memberi berkat, dan hanya berfokus pada berkat.
Juga dalam kehidupan perkawinan, disaat sukses dalam karir atau sukses/maju
bisnisnya, kecendrungan selingkuh semakin tinggi.
Kita harus belajar dari gandum,
yang saat diangkat tinggi, kembali kepada kaki si peladang. Disaat kita
diangkat dan diberkati, mari kita kembali menyembah Kristus yang memberi berkat
dan memuliakan Dia.
Ingatlah firman ini:
<Filipi 4 : 13>
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.
Teruslah kita didalam Kristus
agar kita kuat baik dalam ujian dan pencobaan maupun dalam kesuksesan. Sebab
Tuhan ingin dan merencanakan kita sukses agar kita bisa menjadi berkat dan
kesaksian akan Allah yang Hidup yaitu Tuhan kita Yesus Kristus